Tabanan, balienews.com, – Sebanyak 15.000 umat Hindu dari lima desa di Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, menggelar upacara Melasti di objek wisata Tanah Lot pada Rabu (26/3/2025) menjelang Hari Raya Nyepi tahun Saka 1947. Ritual pembersihan diri, alam semesta, dan benda-benda sakral milik Pura ini menarik perhatian wisatawan dan menjadi daya tarik budaya di tengah persiapan menyambut Nyepi serta libur Lebaran.
Puncak Upacara Melasti di Tanah Lot
Menurut Wayan Sanjaya Tampi, Kepala Divisi Promosi DTW Tanah Lot, kegiatan ini merupakan puncak rangkaian Melasti yang diikuti lima desa sekitar. “Lebih dari 15 ribu umat Hindu datang ke Tanah Lot untuk prosesi sakral ini,” ujarnya.
Upacara Melasti tidak hanya bernilai religius, tetapi juga memperkuat daya tarik wisata. “Wisatawan bisa melihat langsung tradisi Hindu yang dipadukan dengan keindahan alam Tanah Lot,” tambah Sanjaya.
Antusiasme Wisatawan Menyaksikan Melasti
Doni, wisatawan asal Yogyakarta, mengaku terkesan dengan perpaduan budaya dan alam. “Baru pertama kali menyaksikan Melasti langsung di Tanah Lot, dan saya benar-benar terkesima. Upacara ini bukan hanya ritual agama, tetapi juga refleksi harmoni antara manusia dan alam. Sungguh pengalaman spiritual yang luar biasa!” ujarnya.
Selvi, turis lainnya, juga terpukau dengan kelestarian adat Bali. “Saya salut dengan cara masyarakat Bali mempertahankan tradisi. Padatnya jalanan karena acara ini membuktikan betapa istimewanya ritual ini,” katanya.
Penutupan Tanah Lot Saat Nyepi dan Pengamanan Gabungan
Tanah Lot akan ditutup total pada 29 Maret 2025 selama Nyepi dan dibuka kembali pada 30 Maret. Sementara itu, Kapolres Tabanan AKBP Chandra Citra Kesuma menyatakan bahwa 350 personel gabungan disiagakan untuk mengamankan arus mudik dan objek wisata selama Nyepi dan libur Lebaran.
“Kami mengimbau masyarakat menghindari kemacetan dan memilih pulang lebih awal sebelum 29 Maret,” pesannya.
Upacara Melasti di Tanah Lot menjadi bukti kekayaan budaya Bali yang tetap lestari. Jika Anda berkunjung ke Bali jelang Nyepi, saksikan keunikan tradisinya dan patuhi imbauan keamanan. (BEM)