Denpasar, Balienews.com – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali menegaskan bahwa nilai rapor akan menjadi pertimbangan utama dalam jalur domisili Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Kebijakan ini dibuat untuk mencegah upaya manipulasi oleh orang tua yang kerap mengakali sistem demi memasukkan anak ke sekolah negeri favorit.
Kepala Disdikpora Bali, KN Boy Jayawibawa, menjelaskan bahwa jalur domisili tidak hanya memerlukan Kartu Keluarga (KK) dengan domisili minimal satu tahun, tetapi juga melampirkan rapor semester 1-5 SMP serta surat keterangan akumulasi nilai mata pelajaran kunci seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA.
Kuota Penerimaan SMA/SMK Negeri di Bali
Boy memaparkan pembagian kuota SPMB 2025:
-
SMA Negeri: Jalur domisili (30%), afirmasi (30%), prestasi (35%), mutasi (5%).
-
SMK Negeri: Jalur domisili (8%), afirmasi (30%), prestasi (60%), mutasi (2%).
“Jangan salah sangka, jalur domisili bukan sekadar surat keterangan domisili. Kami hanya terima KK dan nilai rapor sebagai penentu,” tegas Boy.
Tidak Ada Lagi Siswa Titipan
Disdikpora Bali mengingatkan bahwa tahun ini tidak ada toleransi bagi praktik curang, termasuk siswa titipan. Calon siswa bisa mendaftar di empat jalur dan tiga sekolah sekaligus, memaksimalkan peluang diterima.
“Sekarang sudah tidak bisa lagi (bermain curang). Bila tidak diterima di negeri, masih ada sekolah swasta,” ujar Boy.
Pendaftaran Dibuka 30 Juni 2025
SPMB 2025 resmi dibuka pada 30 Juni 2025 dengan kuota 53.322 siswa untuk SMA/SMK negeri dan 39.804 siswa untuk sekolah swasta di Bali. Jumlah tersebut cukup untuk menampung seluruh 65.197 lulusan SMP tahun ini. Disdikpora Bali memastikan tidak ada siswa yang tidak tertampung berkat ketersediaan kuota di kedua jenis sekolah tersebut. (BEM)
