Badung, Balienews.com – Pertamina Patra Niaga melalui unit operasional Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai meluncurkan program pengelolaan sampah anorganik berbasis digital di Kedonganan, Kabupaten Badung. Inisiatif ini bertujuan mengurangi timbulan sampah rumah tangga melalui sistem Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang diberi nama Ngardi Resik.
Kolaborasi untuk Pengurangan Sampah ke TPA
Program TPS3R Kedonganan Ngardi Resik berfokus pada pengelolaan sampah berkelanjutan. Melibatkan masyarakat secara langsung, TPS3R ini menerapkan sistem pemilahan sampah anorganik bernilai jual—seperti botol plastik, kaleng, kardus, dan kertas—serta mengolah sampah organik menjadi kompos.
“Kolaborasi yang kuat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil,” ujar Ahad Rahedi, Manager Komunikasi, Relasi, dan TJSL Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
Inovasi Barcode Pertama untuk TPS3R di Bali
Salah satu keunggulan TPS3R ini adalah penerapan teknologi barcode di setiap tong sampah milik pelanggan. Melalui sistem ini, sampah yang dikumpulkan dapat dinilai secara digital, memastikan pemilahan dilakukan dengan benar. Inovasi ini disebut sebagai yang pertama diterapkan di TPS3R wilayah Bali.
Setiap harinya, TPS3R Kedonganan Ngardi Resik mengelola sekitar 9 ton sampah dari berbagai jenis: organik, anorganik, dan residu.
Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Selain dampak ekologis, program ini juga memberikan manfaat ekonomi. Sebanyak 25 warga dilibatkan sebagai tenaga pengelola sampah, sebagian besar berasal dari 5,8% kepala keluarga miskin di Kelurahan Kedonganan. Mereka memperoleh upah setara Upah Minimum Provinsi (UMP) Bali 2025, yaitu Rp2.996.561.
Program ini telah memberikan manfaat langsung kepada anggota TPS3R dan manfaat tidak langsung kepada 3.249 penduduk yang kini menikmati lingkungan lebih bersih dan sehat.
Antusiasme Masyarakat dan Edukasi Pemilahan Sampah
Wayan Widiantara, Ketua TPS3R Kedonganan Ngardi Resik, menyatakan bahwa antusiasme masyarakat terus meningkat. Saat ini, 952 kepala keluarga tercatat sebagai pelanggan tetap TPS3R.
“Sekarang selain lingkungan menjadi lebih bersih, masyarakat juga belajar memilah sampah dengan benar sehingga bisa mengurangi limbah yang dibuang ke TPA,” kata Widiantara. (BEM)