Denpasar, Balienews.com – Pemerintah Kota Denpasar bersama Komunitas Rare Angon resmi membuka Rare Angon Festival 2025, Kamis (31/7), di Pantai Mertasari, Sanur Kauh, Denpasar Selatan. Festival layang-layang bertaraf internasional ini akan berlangsung selama empat hari hingga Minggu, 3 Agustus 2025, dengan partisipasi dari 23 negara dan menampilkan lebih dari 300 layangan unik.
Layang-Layang dari 23 Negara Hiasi Langit Sanur
Pantauan di lokasi menunjukkan antusiasme tinggi dari wisatawan domestik dan mancanegara yang menyaksikan layangan berbagai bentuk mengudara di langit Sanur. Layangan yang ditampilkan tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari negara seperti China, Australia, dan Belanda.
Beragam bentuk kreatif seperti layangan ayam jago, tokoh pewayangan Petruk, banteng, macan, boneka China, hingga panda turut meramaikan festival. Ajang ini menjadi simbol kolaborasi seni, budaya, dan aerodinamika lintas negara.
Menumbuhkan Kreativitas dan Menjaga Budaya Lokal
Ketua Panitia Rare Angon Festival 2025, Gede Eka Surya Wirawan, menjelaskan bahwa festival ini bertujuan menumbuhkan kreativitas generasi muda sekaligus menjaga kearifan lokal yang menjadi identitas budaya Bali.
“Momentum musim angin tahunan di Denpasar membuat festival ini menyatu dengan alam dan menjadi ruang selebrasi budaya. Kami ingin memperkuat citra Bali sebagai pusat wisata budaya serta memasukkan festival ini dalam kalender event layang-layang internasional,” jelasnya.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, yang sebelumnya menerima audiensi panitia festival pada 12 Juni 2025, menyambut baik penyelenggaraan Rare Angon Festival. Ia menilai festival ini sebagai sarana strategis untuk memperkenalkan potensi budaya Denpasar ke dunia internasional. (BEM)