Bangli, Balienews.com – Pemerintah Kabupaten Bangli, menunggu keputusan pemerintah pusat terkait usulan penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita, yang gugur pada 20 November 1947 di Penglipuran, Bangli.
Usulan yang diajukan sejak 2020 ini dinyatakan telah memenuhi seluruh persyaratan administrasi dan kini menunggu keputusan Presiden Prabowo Subianto.
Usulan Pahlawan Nasional Sudah Lengkap dan Menunggu Presiden
Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengatakan bahwa seluruh berkas usulan pahlawan nasional telah lengkap dan diserahkan kepada Kementerian Sosial RI serta instansi terkait lainnya.
“Jika tidak tahun ini, mudah-mudahan tahun depan bisa disahkan,” ujarnya pada peringatan 78 tahun gugurnya Kapten Anom Mudita di TMP Penglipuran, Kamis (20/11).
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah menyerahkan seluruh proses kepada Presiden. “Semua berkas sudah sangat lengkap, tinggal menunggu keputusan presiden,” imbuhnya.
Peringatan 78 Tahun Gugurnya Kapten Anom Mudita
Peringatan gugurnya Kapten Anom Mudita dilaksanakan dengan doa bersama dan tabur bunga, dihadiri Forkopimda Bangli, perwakilan TNI/Polri, LVRI, ASN Pemkab Bangli, serta perwakilan pelajar.
Upacara tersebut diharapkan menjadi momentum refleksi bagi masyarakat untuk meneladani perjuangan dan pengorbanan sang pahlawan daerah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Nilai Kepahlawanan untuk Generasi Muda
Wayan Diar menekankan pentingnya menjadikan peringatan ini sebagai pengingat nilai pengorbanan dan keteguhan hati Kapten Anom Mudita.
“Nilai-nilai kepahlawanan yang diwariskan tidak akan pernah lekang oleh zaman,” ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat memperkuat persatuan dan semangat kebangsaan. “Semoga semangat kepahlawanan selalu menyala dalam diri setiap warga Bangli,” katanya.
Peran Kapten Anom Mudita dalam Perjuangan
Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita dikenal sebagai tokoh penting dalam mengoordinasikan perjuangan di wilayah Bali Timur, mencakup Bangli, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem.
Beliau gugur dalam pertempuran melawan tentara NICA pada 20 November 1947 di Desa Penglipuran. (BEM)




