Denpasar, Balienews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat transaksi saham di Bali mencapai Rp4,8 triliun pada September 2025 di Denpasar. Kenaikan 72,5 persen ini terjadi karena semakin kuatnya minat investor muda, didorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan bersama lembaga jasa keuangan.
Transaksi Saham Tumbuh 72,5 Persen
OJK Bali mengungkapkan nilai transaksi saham di Pulau Dewata pada September 2025 naik signifikan menjadi Rp4,8 triliun dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyebut pertumbuhan ini menunjukkan perkembangan pasar modal yang kian agresif di daerah.
Kepemilikan Saham dan Investor Terus Meningkat
Nilai kepemilikan saham investor Bali juga meningkat menjadi Rp6,21 triliun, naik 30,4 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar Rp5,09 triliun.
Jumlah investor saham di Bali kini mencapai 338.168 SID, melonjak jauh dari 133.749 SID pada tahun sebelumnya.
Peran Literasi dan Inklusi Keuangan
Puji menjelaskan, lonjakan ini didorong kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan secara masif.
Hingga kini, OJK Bali telah melaksanakan 1.404 kegiatan edukasi yang menyasar pekerja, UMKM, petani, penyandang disabilitas, pelajar, hingga mahasiswa, dengan total peserta mencapai 610 ribu orang.
Program edukasi ini juga melibatkan sekolah, kampus, serta integrasi KKN Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) untuk memperluas jangkauan pembelajaran finansial.
Investor Muda Mendominasi Pasar Modal Bali
Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar mencatat investor usia 18–25 tahun menjadi kelompok terbesar dengan porsi 30,1 persen. Disusul investor usia 31–40 tahun sebesar 25,6 persen dan usia 26–30 tahun mencapai 24,4 persen. Sementara investor di atas 41 tahun berada pada angka 19 persen.
Dari sisi profesi, pekerja swasta mendominasi dengan 41 persen, sedangkan pelajar/mahasiswa berada di urutan kedua dengan 18,3 persen.
Sebaran Wilayah dan Galeri Investasi
Dilihat dari wilayah asal, investor paling banyak berasal dari Kota Denpasar (32,6 persen), disusul Kabupaten Badung (19,4 persen) dan Kabupaten Buleleng (11,8 persen).
Hingga kini, terdapat 29 galeri investasi di Bali yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dan asosiasi lembaga jasa keuangan untuk memperluas akses edukasi pasar modal. (BEM)




