back to top
Kamis, April 17, 2025
- Advertisement -spot_img
BerandaBeritaDaerah30 Bus Trans Metro Dewata Terjual, Operasional TMD Masih Belum Pasti

30 Bus Trans Metro Dewata Terjual, Operasional TMD Masih Belum Pasti

Denpasar, balienews.com, – Sebanyak 30 unit bus Trans Metro Dewata (TMD) telah terjual sejak Selasa (25/2/2025) hingga Senin (3/3/2025) untuk membiayai operasional dan gaji karyawan PT Satria Trans Jaya, operator TMD. Penjualan ini dilakukan setelah salah satu investor, PT Dewata Transport, mengundurkan diri. Hingga kini, belum ada kepastian kapan TMD akan kembali beroperasi.

Menurut Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya, Eka Budi, 25 unit bus dibeli oleh perusahaan transportasi asal Jawa Timur, PO Bagong Transport, sementara satu unit lainnya dibeli oleh individu. Selain itu, empat unit bus tambahan dijual ke sebuah perusahaan transportasi di Makassar, Sulawesi Selatan. Meski harga jual tidak diungkapkan, Eka memastikan semua bus dalam kondisi layak jalan setelah melalui pemeriksaan fisik.

Baca Juga :  Dishub Bali Segera Terbitkan Aturan Kendaraan Non-DK Beroperasi di Bali

Operasional TMD Masih Mengambang

Dengan terjualnya 30 unit bus, armada TMD kini tersisa 75 unit. Meski jumlah armada berkurang, TMD direncanakan tetap melayani enam koridor rute jika operasional kembali dimulai. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian kapan TMD akan beroperasi kembali. Informasi sementara menyebutkan operasional direncanakan dimulai pada Juni 2025.

“Prosesnya panjang. Infonya Juni (beroperasi lagi). Tapi, ya kelamaan lah. Kasihan pramudinya. Semoga bisa dipercepat,” ujar Eka Budi.

Alasan Penjualan Bus TMD

Penjualan 30 unit bus TMD dilakukan sebagai solusi untuk membiayai operasional perusahaan setelah mundurnya PT Dewata Transport sebagai salah satu investor. Mundurnya investor ini membuat PT Satria Trans Jaya harus mencari cara untuk membayar gaji karyawan dan menutup piutang perusahaan.

Baca Juga :  Setelah Vakum, Trans Metro Dewata Siap Beroperasi Lagi

“Entar yang gaji karyawan siapa kalau busnya nggak dilepas. Gaji karyawan, piutang perusahaan, kan ada,” jelas Eka.

Dampak pada Sopir Bus

Penjualan bus TMD juga berdampak pada nasib puluhan sopir bus. Dengan berkurangnya armada, jumlah sopir yang dibutuhkan juga akan berkurang. Eka Budi menjelaskan, sopir yang tidak terpilih akan direkomendasikan untuk bekerja di perusahaan otobus lain.

“Unit berkurang, berarti personel berkurang. Kan nggak mungkin unitnya 75, personelnya 105. Ya itu konsekuensi,” ujarnya.

Meski begitu, Eka memastikan perusahaan akan berupaya mencari solusi bagi sopir yang tidak terpilih. “Kami akan berpikir juga tentang mereka. Pasti akan dicarikan jalan keluar,” imbuhnya.

Masa Depan TMD

Eka Budi berharap Pemerintah Provinsi Bali segera memutuskan kapan operasional TMD akan dimulai kembali. Saat ini, dana hasil penjualan bus masih cukup untuk menutup biaya operasional hingga Juni 2025. Namun, jika operasional molor, manajemen akan mengambil langkah tertentu.

Baca Juga :  Dishub Bali Segera Terbitkan Aturan Kendaraan Non-DK Beroperasi di Bali

“Sementara kami menunggu keputusan dari Gubernur Bali Wayan Koster. Kalau lewat (batas waktu), manajemen akan bersikap,” tegas Eka.

Dengan tersisa 75 unit bus, skema layanan TMD kemungkinan akan mengalami perubahan, termasuk waktu tunggu (headway) yang lebih lama. Namun, Gubernur Bali Wayan Koster memastikan TMD tetap akan melayani enam koridor rute. (BEM)

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERKINI