Fakta Donor Darah: Pentingnya Pemahaman dan Kesadaran
Mengapa Harus Membayar Saat Membutuhkan Darah?
balienews.com, – Donor darah adalah salah satu bentuk kepedulian sosial yang sangat bermanfaat. Namun, banyak orang bertanya-tanya mengapa harus membayar saat membutuhkan darah dari Palang Merah Indonesia (PMI). Biaya yang dibayarkan sebenarnya bukan untuk membeli darah. Darah adalah sumbangan sukarela yang diberikan oleh para pendonor. Biaya yang dikenakan merupakan Biaya Penggantian Pengelolaan Darah (BPPD).
BPPD mencakup berbagai proses penting untuk menjaga darah tetap dalam kondisi optimal seperti saat berada di tubuh pendonor. Proses ini melibatkan pengujian, penyimpanan, dan distribusi. Semua itu membutuhkan fasilitas, alat, dan tenaga ahli yang profesional, sehingga memerlukan biaya operasional yang harus diganti oleh penerima manfaat.
Mengapa Proses Permintaan Darah Memakan Waktu?
Ketika seseorang membutuhkan darah untuk transfusi, PMI melakukan prosedur “Crossmatch” atau uji serasi silang. Proses ini bertujuan memastikan bahwa darah pasien cocok dengan darah donor. Kecocokan ini penting untuk mencegah efek samping atau reaksi negatif pada pasien.
Seluruh proses pengujian, mulai dari pengambilan darah hingga transfusi, memakan waktu maksimal tiga jam. Waktu ini diperlukan untuk memastikan keamanan dan kualitas darah yang diterima pasien.
Kondisi yang Melarang Donor Darah
Dikutip dari laman resmi PMI, tidak semua orang dapat menjadi pendonor darah. Ada beberapa kondisi kesehatan yang menjadi larangan untuk mendonorkan darah, seperti:
- Penyakit jantung dan paru-paru.
- Kanker.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Diabetes melitus.
- Kelainan darah atau kecenderungan perdarahan abnormal.
- Hepatitis B atau C.
- HIV/AIDS.
- Ketergantungan narkoba atau minuman beralkohol.
Orang dengan kondisi tersebut tidak boleh menyumbangkan darah demi menjaga keamanan darah yang didonorkan.
Kapan Harus Menunda Donor Darah?
Selain larangan tetap, ada situasi tertentu yang mengharuskan seseorang menunda donor darah. Berikut adalah beberapa kondisi tersebut:
- Setelah sakit demam atau influenza: Tunggu satu minggu setelah sembuh.
- Setelah cabut gigi: Tunggu lima hari setelah sembuh.
- Setelah operasi kecil: Tunggu enam bulan.
- Setelah operasi besar: Tunggu satu tahun.
- Setelah transfusi darah: Tunggu satu tahun.
- Setelah tato atau tindik: Tunggu satu tahun.
- Setelah melahirkan: Tunggu enam bulan.
- Setelah menyusui: Tunggu tiga bulan setelah berhenti menyusui.
- Setelah sakit malaria: Tunggu tiga tahun setelah bebas gejala malaria.
Penundaan ini penting untuk memastikan darah yang didonorkan sehat dan bebas dari risiko penularan penyakit.
Donor darah bukan hanya tentang membantu sesama, tetapi juga tentang memastikan keamanan dan kualitas darah. Biaya yang dikenakan bukanlah untuk darah itu sendiri, melainkan untuk proses pengelolaan yang kompleks. Dengan memahami fakta-fakta ini, kita dapat lebih menghargai setiap tetes darah yang mendukung kehidupan orang lain. (BEM)