Mangupura, Balienews.com — Cuaca ekstrem yang melanda Bali pada September 2025 memicu lonjakan signifikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Badung. RSD Mangusada, rumah sakit rujukan daerah setempat, mencatat 301 pasien ISPA sepanjang Januari hingga September 2025, dengan peningkatan tajam terjadi pada September saat cuaca berubah drastis.
Perubahan Iklim Sebabkan Kenaikan Kasus ISPA
Direktur RSD Mangusada, dr. I Wayan Darta, menjelaskan bahwa perubahan suhu ekstrem akibat perubahan iklim menjadi faktor utama peningkatan kasus ISPA di wilayahnya.
“Sekarang di Bali kalau panas, panas sekali, lalu tiba-tiba hujan dan dingin. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kasus ISPA,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
Sepanjang Januari hingga September 2025, rumah sakit tersebut menangani 160 kasus ISPA dengan keluhan batuk, pilek, dan sesak napas. Dari total 301 pasien ISPA, sebanyak 281 pasien menjalani rawat jalan dan 20 pasien lainnya dirawat inap.
Lonjakan Tajam Terjadi pada September
Lonjakan paling signifikan tercatat antara Agustus dan September 2025. Jumlah pasien meningkat dari 32 menjadi 86 orang, atau naik 54 kasus dalam sebulan. Dari 86 pasien pada September, 76 menjalani rawat jalan dan 10 lainnya dirawat inap.
Meski begitu, dr. Darta memastikan kasus berat yang memerlukan perawatan intensif di ruang ICU sangat jarang terjadi.
ISPA Masuk Tiga Besar Penyakit Terbanyak
Menurut dr. Darta, ISPA kini termasuk dalam tiga besar penyakit dengan kasus terbanyak di RSD Mangusada, menempati posisi kedua setelah penyakit muskuloskeletal seperti trauma akibat kecelakaan.
“Kalau di rumah sakit mungkin belum terlalu tinggi, tapi di puskesmas atau klinik swasta bisa jadi lebih banyak,” katanya.
dr. Darta mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh menghadapi cuaca yang tidak menentu. Ia menyarankan untuk menerapkan pola makan bergizi, istirahat cukup, dan berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
“Jangan begadang. Kelola stres dengan baik agar tidak mudah terserang batuk dan pilek,” tandasnya.
Kasus ISPA yang meningkat di tengah perubahan cuaca ekstrem menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan pernapasan. (BEM)




