back to top
Rabu, Oktober 15, 2025
- Advertisement -spot_img
BerandaNusantaraBudayaTradisi Siat Tipat Bantal di Desa Kapal kembali digelar saat Purnama Kapat

Tradisi Siat Tipat Bantal di Desa Kapal kembali digelar saat Purnama Kapat

Badung, Balienews.com — Suasana Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, tampak semarak pada Senin (6/10) sore. Ribuan warga dari 18 banjar tumpah ruah mengikuti upacara Aci Tabuh Rah Pengangon, yang lebih dikenal dengan tradisi Siat Tipat Bantal, bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat 2025.

Upacara sakral ini telah berlangsung secara turun-temurun sejak tahun 1338 Masehi dan kini tercatat telah digelar untuk yang ke-1.687 kalinya.

Makna Sakral dan Sejarah Siat Tipat Bantal

Tradisi Siat Tipat Bantal dipercaya sebagai wujud permohonan kesuburan tanah dan kesejahteraan masyarakat. Menurut kisahnya, tradisi ini lahir ketika wilayah Kapal dilanda paceklik panjang pada masa pemerintahan Ida Sri Astasura Ratna Bumi Banten.

Bendesa Adat Kapal, Ketut Sudarsana, menjelaskan bahwa asal mula Aci Tabuh Rah Pengangon berawal ketika Ki Kebo Taruna atau Kebo Iwa diperintahkan memperbaiki Pura Purusada di Kapal. Namun saat itu, daerah tersebut tengah mengalami kekeringan hebat.

“Dalam situasi genting itu, Kebo Iwa memohon petunjuk kepada Ida Batara di Pura Purusada dan mendapat wahyu agar melaksanakan upacara persembahan untuk Sang Hyang Siwa. Persembahan tersebut diwujudkan dengan mempertemukan Purusa dan Pradana yang disimbolkan tipat dan bantal, sehingga lahirlah tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon,” jelas Sudarsana.

Prosesi Upacara Siat Tipat Bantal

Sebelum prosesi utama dimulai, masyarakat melaksanakan peed pamendak tirta dari Pura Purusada menuju Pura Desa lan Puseh, diikuti persembahyangan bersama. Setelah itu, ritual Aci Tabuh Rah Pengangon digelar di area pura dan dilanjutkan dengan puncak acara Siat Tipat Bantal di jalan utama Desa Kapal.

Tradisi “siat” atau perang tipat bantal dilakukan dengan cara saling melempar tipat (ketupat dari beras) dan bantal (ketupat dari beras ketan). Ritual ini dimaknai sebagai simbol pertemuan Purusa dan Pradana, atau keseimbangan antara unsur laki-laki dan perempuan yang melahirkan kehidupan baru.

Lomba Kreatif Meriahkan Tradisi

Tahun ini, pelaksanaan Siat Tipat Bantal semakin semarak dengan berbagai lomba kreatif seperti lomba penjor hias, pembuatan cane atau gebogan bunga, membuat tipat, dan lomba membuat lawar.

Bendesa Adat Kapal menegaskan bahwa upacara ini menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Kapal.

“Digelar setiap tahun, upacara ini tak lain bertujuan untuk memohon kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di Desa Adat Kapal,” ujarnya.

Daya Tarik Budaya dan Wisata

Kini, Siat Tipat Bantal tidak hanya menjadi simbol religius, tetapi juga daya tarik wisata budaya di Kabupaten Badung.

Tradisi ini rutin menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menyaksikan kekayaan spiritual dan kebersamaan masyarakat Bali. (BEM)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

PILIHAN EDITOR

KOMENTAR TERKINI