Badung, Balienews.com — Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan pentingnya kebersihan dan standar pengolahan menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah kasus keracunan makanan pada anak-anak penerima manfaat.
Penegasan itu disampaikan Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, saat sosialisasi tata kelola MBG di Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (5/11/2025).
Penekanan pada Standar Kebersihan dan Kualitas
Menurut Tigor, kebersihan dan kualitas makanan menjadi faktor utama dalam keberhasilan program MBG.
Ia menjelaskan bahwa seluruh Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) wajib mematuhi standar operasional prosedur (SOP) agar makanan yang diberikan aman dan bergizi.
“Kami menekankan kualitas dan kebersihan setiap tahap — mulai dari pembelian bahan, proses pencucian, pengolahan, hingga distribusi. Semua harus sesuai SOP untuk mencegah kejadian luar biasa seperti keracunan,” ujarnya.
Tigor menambahkan, pengolahan makanan harus menggunakan bahan berkualitas dan air bersih serta dilakukan dengan manajemen yang profesional agar mutu gizi tetap terjaga.
Aturan Ketat Waktu Masak dan Distribusi
BGN juga mengatur waktu memasak agar makanan tetap segar. Tigor meminta para pengelola SPPG memulai proses memasak pukul 02.00 dini hari, bukan pada malam sebelumnya.
“Peralatan juga harus sesuai standar juknis dan pengantaran makanan tidak boleh lebih dari empat jam,” jelasnya.
Selain itu, setiap SPPG hanya diperbolehkan melayani penerima manfaat dalam radius maksimal 6 kilometer atau waktu tempuh 30 menit untuk mencegah makanan basi selama pengantaran.
Sanksi Tegas bagi Pelanggar
BGN akan menjatuhkan sanksi tegas kepada pengelola SPPG yang melanggar aturan, mulai dari teguran hingga pemutusan kerja sama.
“Yang melanggar pasti kami tegur dan bisa kami hentikan operasionalnya,” tegas Tigor.
Sosialisasi dan Target Program
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, lebih dari 700 peserta yang terdiri atas Kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan di wilayah Bali hadir untuk memahami petunjuk teknis (juknis) terbaru.
Tigor berharap seluruh pengelola memahami tata kelola MBG agar pelaksanaan program berjalan lancar dan bermanfaat bagi anak-anak penerima manfaat.
“Targetnya, semua SPPG memahami tata kelola baru, sehingga pelaksanaan makan bergizi berjalan baik dan anak-anak terbebas dari gangguan kesehatan,” pungkasnya.
Program Makan Bergizi Gratis menjadi langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kesehatan anak bangsa. Dukungan dan kepatuhan pengelola SPPG terhadap standar kebersihan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaannya. (BEM)




