Mengenal Lebah Trigona dan D’Cupliz Bee Farm
Badung, balienews.com, – Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, tetapi juga dengan berbagai bentuk agrowisata yang unik. Salah satunya adalah budidaya lebah trigona, yang dikelola oleh Made Riawan, atau yang akrab disapa Made Cupliz. Berlokasi di Banjar Balangan, Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, D’Cupliz Bee Farm menawarkan pengalaman menarik dalam dunia lebah tanpa sengat.
Mengapa Memilih Lebah Trigona?
Menurut Made Cupliz, ada beberapa alasan mengapa ia memilih untuk membudidayakan lebah trigona:
- Lebah ini aman bagi anak-anak karena tidak memiliki sengat.
- Tidak membutuhkan lahan yang luas, hanya membutuhkan vegetasi yang cukup.
- Madu trigona memiliki banyak manfaat kesehatan dan banyak diminati masyarakat.
Selain itu, dibandingkan dengan lebah sengat, lebah trigona memiliki karakter yang lebih mudah dikelola dan tidak membahayakan peternaknya.
Tantangan dalam Beternak Lebah Trigona
Memulai usaha peternakan lebah bukan tanpa tantangan. Awalnya, Made Cupliz mencoba membudidayakan lebah bersengat, tetapi kemudian ia beralih ke lebah trigona karena faktor keamanan dan keunikan lebah ini. Tantangan terbesar dalam budidaya lebah trigona meliputi:
- Produksi madu yang lebih sedikit dibandingkan lebah bersengat.
- Kesulitan mendapatkan bibit lebah trigona yang berkualitas.
- Tingginya risiko kepunahan lebah saat musim hujan.
Namun, dengan ketekunan dan inovasi, Made Cupliz berhasil mengembangkan peternakan lebah trigona yang kini semakin berkembang.
Peralatan dan Proses Budidaya Lebah Trigona

Berbeda dengan budidaya lebah lainnya, beternak lebah trigona tidak membutuhkan peralatan khusus. Namun, ada beberapa perlengkapan yang disarankan:
- Baju pelindung: Meskipun tidak menyengat, lebah trigona dapat menggigit.
- Mesin sedot madu: Bisa dirakit sendiri agar sesuai dengan kebutuhan peternak.
Untuk mendapatkan koloni pertama, Made Cupliz menggunakan beberapa jenis lebah trigona, seperti Tetragonula laeviceps yang berasal dari Bali, Heterotrigona itama dari Sumatra dan Kalimantan, serta Tetragonula biroi dari Sulawesi. Saat ini, ia lebih fokus pada Heterotrigona itama karena menghasilkan madu yang lebih banyak dan memiliki daya adaptasi yang baik.
Lokasi Ideal untuk Budidaya Lebah Trigona
Dalam budidaya lebah trigona, pemilihan lokasi sangat penting. Menurut Made Cupliz, lokasi yang paling ideal adalah:
- Tidak terlalu dingin (pegunungan) atau terlalu panas (dekat laut).
- Memiliki vegetasi alami yang cukup untuk menyediakan nektar bagi lebah.
- Dilengkapi dengan tanaman berbunga sepanjang tahun, seperti Air Mata Pengantin (AMP) dan Xanthostemon.
Pengaruh Cuaca terhadap Produksi Madu
Faktor cuaca sangat memengaruhi produksi madu lebah trigona. Pada musim hujan, produksi madu menurun karena bunga lebih cepat rontok dan nektar bercampur air. Sebaliknya, saat cuaca cerah dan bunga bermekaran, produksi madu meningkat secara signifikan.
Menjaga Kenyamanan dan Keamanan Koloni
Agar lebah tetap nyaman dan produktif, peternak harus memastikan lingkungan ternak seoptimal mungkin:
- Menggunakan kayu alami untuk sarang lebah.
- Melindungi sarang dari serangga seperti semut dan cicak.
- Menanam berbagai jenis bunga agar pasokan nektar tetap stabil.
Siklus Produksi dan Panen Madu
Siklus produksi madu lebah trigona berbeda tergantung pada kondisi lingkungan:
- Panen pertama: Memerlukan waktu sekitar 8 bulan karena lebah membangun sarang dan pot madu.
- Panen berikutnya: Biasanya setiap 3 bulan, tetapi bisa lebih lama saat musim hujan.
Untuk memastikan kualitas madu tetap terjaga, Made Cupliz menanam lebih banyak tanaman berbunga agar madu yang dihasilkan lebih murni dan bebas dari kontaminan.
Rasa dan Kualitas Madu Trigona
Rasa madu trigona sangat dipengaruhi oleh jenis bunga yang dihisap oleh lebah. Setiap panen bisa menghasilkan rasa, aroma, dan warna yang berbeda. Inilah yang membuat madu trigona unik dibandingkan madu biasa.
Hama dan Penyakit dalam Budidaya Lebah Trigona
Salah satu tantangan dalam budidaya lebah trigona adalah hama dan penyakit. Hama umum yang sering menyerang koloni adalah semut, cicak, dan capung. Sedangkan penyakit seperti kutu dan kumbang masih menjadi tantangan besar bagi peternak.
Strategi Menjaga Populasi Lebah
Agar populasi lebah tetap stabil, Made Cupliz menerapkan beberapa strategi:
- Menghindari paparan sinar matahari langsung dan asap pembakaran.
- Menyediakan lingkungan alami yang sesuai dengan kebutuhan lebah.
- Mengontrol hama dan penyakit secara rutin.
Potensi Produk Turunan Lebah Trigona
Selain madu, lebah trigona juga menghasilkan beberapa produk bernilai tinggi:
- Bee pollen: Superfood yang kaya nutrisi, biasanya diolah menjadi serbuk atau kapsul.
- Propolis: Digunakan sebagai bahan baku minyak propolis yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pemasaran Madu Trigona

Dalam memasarkan madu trigona, Made Cupliz mengandalkan pemasaran digital melalui media sosial seperti Facebook. Strateginya meliputi:
- Menawarkan pengalaman unik dengan mengundang konsumen untuk melihat langsung proses panen.
- Mengembangkan jaringan reseller untuk mempercepat distribusi produk.
- Menjalin kerja sama dengan agen travel untuk memperkenalkan agrowisata lebah trigona kepada wisatawan.
Agrowisata Lebah Trigona: Pengalaman Edukatif dan Menyenangkan
Agrowisata lebah trigona di D’Cupliz Bee Farm tidak hanya menawarkan produk madu berkualitas, tetapi juga pengalaman edukatif bagi pengunjung. Wisatawan dapat melihat langsung proses budidaya lebah trigona, mencicipi madu segar dari sarang, dan memahami lebih dalam manfaat madu trigona bagi kesehatan.
Dengan pendekatan yang inovatif dan berorientasi pada kualitas, Made Cupliz berhasil mengembangkan usaha lebah trigona menjadi salah satu destinasi agrowisata menarik di Bali. Jika Anda mencari pengalaman wisata yang unik sekaligus bermanfaat, mengunjungi D’Cupliz Bee Farm bisa menjadi pilihan yang tepat! (BEM)