Edukasi Keuangan untuk Pelajar: Langkah Strategis OJK dan Pemerintah
Mendorong Literasi Keuangan sejak Dini
balienews.com, – Edukasi keuangan menjadi salah satu fokus penting dalam meningkatkan literasi masyarakat Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil langkah strategis dengan menyusun modul-modul edukasi keuangan untuk pelajar di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA). Hal ini sejalan dengan visi meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pasar modal dan manajemen keuangan sejak usia dini.
Usulan Menteri Keuangan
Dilansir dari Antara News, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, mengapresiasi usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memasukkan edukasi pasar modal ke dalam kurikulum sekolah. Usulan ini dinilai sejalan dengan upaya OJK untuk memperluas jangkauan literasi keuangan.
“Harapannya ini juga menjadi satu program kita bersama, baik untuk anak-anak sekolah yang di bawah Kementerian Pendidikan maupun sekolah-sekolah non-negeri yang berada di bawah Kementerian Agama,” ujar Frederica dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Desember 2024 di Jakarta.
Pelaksanaan Program
OJK telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dalam mengadakan pelatihan untuk guru dan pelajar. Meskipun langkah ini sudah berjalan, Frederica menegaskan pentingnya memasukkan edukasi keuangan ke dalam kurikulum agar lebih terstruktur dan mudah dievaluasi.
“Semoga ini bisa terlaksana. Dan kita terus membuka komunikasi. Insya Allah nanti Jumat (10/1) bersama Pak Mahendra (Ketua DK OJK) akan bertemu dengan Pak Menko PMK untuk membicarakan ini,” tambahnya.
Prioritas Edukasi Keuangan
Sasaran Pelajar
Pelajar termasuk salah satu dari 10 segmen prioritas edukasi keuangan yang telah ditetapkan dalam roadmap edukasi dan perlindungan konsumen OJK. Untuk itu, OJK menyiapkan modul edukasi keuangan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman anak-anak sekolah.
Inspirasi dari Negara Lain
Frederica mencontohkan bahwa banyak negara anggota Jaringan Internasional Edukasi Keuangan (INFE) yang telah mewajibkan literasi keuangan masuk ke kurikulum sekolah. INFE sendiri adalah forum di bawah Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang berfokus pada edukasi keuangan.
“Hasil studi OECD menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat literasi masyarakat dengan kesejahteraan suatu negara. Karena itu, literasi keuangan sejak dini menjadi kebutuhan yang mendesak,” ungkap Frederica.
Menkeu Sri Mulyani: Edukasi Pasar Modal sejak SD
Dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI 2025 pada Kamis (2/1), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pentingnya edukasi dan literasi pasar modal kepada masyarakat luas. Menurutnya, partisipasi masyarakat di pasar saham masih relatif rendah.
Sri Mulyani mengingatkan bahwa pengetahuan tentang pasar modal sebaiknya tidak lagi dimulai pada tingkat perguruan tinggi, melainkan sejak sekolah dasar. “Dengan demikian, generasi muda akan semakin akrab dengan bursa efek. Hal ini hanya bisa dilakukan jika kita semua bekerja sama, mulai dari kurikulum hingga metode penyampaiannya,” jelas Sri Mulyani.
Langkah OJK bersama pemerintah untuk memperkenalkan literasi keuangan sejak dini adalah upaya penting dalam membangun generasi yang melek keuangan. Dengan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama, harapannya edukasi keuangan dapat terintegrasi dalam kurikulum sekolah sehingga memberikan dampak yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat di masa depan. (BEM)