back to top
Minggu, April 27, 2025
- Advertisement -spot_img
BerandaBeritaInternasionalOpenAI Vs. DeepSeek: Persaingan Ketat AI dan Ancaman Keamanan Data

OpenAI Vs. DeepSeek: Persaingan Ketat AI dan Ancaman Keamanan Data

OpenAI Tuduh Rival China Gunakan Teknologinya

balienews.com, – OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, menyatakan keprihatinannya terhadap pesaing, termasuk dari China, yang diduga menggunakan teknologi mereka untuk mempercepat pengembangan kecerdasan buatan (AI) mereka sendiri. Tuduhan ini semakin mengemuka dengan munculnya DeepSeek, aplikasi AI asal China yang diklaim mampu menyaingi ChatGPT dengan biaya jauh lebih murah.

Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa Microsoft, sebagai investor utama OpenAI, tengah menyelidiki kemungkinan penyalahgunaan data OpenAI oleh pihak lain tanpa izin. BBC telah menghubungi Microsoft dan DeepSeek untuk meminta komentar terkait hal ini.

Dugaan Distilasi Pengetahuan dalam Pengembangan AI

Kekhawatiran OpenAI juga didukung oleh David Sacks, “AI and Crypto Czar” yang baru ditunjuk oleh Gedung Putih. Dalam wawancara dengan Fox News, ia menuding bahwa DeepSeek mungkin telah memanfaatkan model yang dikembangkan oleh OpenAI melalui proses yang disebut distilasi pengetahuan (knowledge distillation).

“Ada bukti kuat bahwa DeepSeek mendistilasi pengetahuan dari model OpenAI,” kata Sacks. “Saya yakin dalam beberapa bulan ke depan, perusahaan AI terkemuka akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah distilasi ini, yang tentu saja dapat memperlambat kemajuan model tiruan.”

Baca Juga :  DeepSeek: AI Buatan China yang Mengguncang Dunia Teknologi

Amerika Serikat Perketat Regulasi AI

Dilansir dari laman BBC, Pemerintah AS telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi keunggulan teknologi AI mereka, termasuk membatasi ekspor chip canggih ke China dan mendorong investasi di dalam negeri atas nama keamanan nasional.

Dalam sidang konfirmasinya sebagai Menteri Perdagangan, Howard Lutnick menyatakan keprihatinannya terhadap potensi pencurian teknologi AI. Ia bahkan menyinggung kemungkinan tindakan lebih lanjut untuk melindungi perusahaan AI asal AS.

“Yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa kontrol ekspor yang tidak didukung oleh tarif hanya akan menjadi permainan kucing dan tikus,” ujar Lutnick.

Dalam pernyataannya, OpenAI menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan China dan lainnya “terus berusaha mendistilasi model dari perusahaan AI terkemuka di AS.” OpenAI juga menekankan pentingnya kerja sama erat dengan pemerintah AS untuk melindungi model AI paling canggih.

Kontroversi Klaim Biaya Murah Pengembangan AI

Naomi Haefner, asisten profesor manajemen teknologi di Universitas St. Gallen, Swiss, meragukan klaim bahwa DeepSeek mengembangkan modelnya dengan biaya yang sangat rendah.

“Tidak jelas apakah DeepSeek benar-benar melatih modelnya dari nol,” katanya. “OpenAI percaya bahwa DeepSeek mungkin telah mengambil data mereka secara tidak sah. Jika benar, maka klaim biaya murah ini menyesatkan. Hingga ada pihak yang berhasil mereplikasi metode pelatihan tersebut, kita tidak bisa memastikan apakah pelatihan dengan biaya rendah itu benar-benar mungkin.”

Baca Juga :  Hati-Hati Pengangguran Karena AI, Belajar AI Sekarang Sebelum Terlambat

Crystal van Oosterom, AI Venture Partner di OpenOcean, juga berpendapat bahwa DeepSeek kemungkinan besar membangun modelnya berdasarkan penelitian yang telah tersedia secara publik dari berbagai institusi Amerika dan Eropa.

Namun, masih menjadi perdebatan sejauh mana “membangun dari penelitian sebelumnya” dianggap sebagai pelanggaran dalam dunia AI. Terlebih, perusahaan AI besar di AS juga sering dituduh melanggar hak kekayaan intelektual.

Implikasi Keamanan dan Etika Penggunaan AI

Pihak berwenang AS kini sedang mempertimbangkan dampak keamanan nasional dari kemunculan DeepSeek. Menurut juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, Dewan Keamanan Nasional sedang menyelidiki potensi ancaman dari aplikasi ini.

“Saya telah berbicara dengan Dewan Keamanan Nasional pagi ini, dan mereka sedang meneliti implikasi keamanan nasional dari DeepSeek,” kata Leavitt.

Presiden Donald Trump juga telah menyampaikan kekhawatirannya bahwa DeepSeek harus menjadi peringatan bagi industri teknologi AS.

Laporan CNBC mengungkapkan bahwa Angkatan Laut AS telah melarang para anggotanya menggunakan aplikasi DeepSeek karena “potensi masalah keamanan dan etika.” Email yang dikirimkan ke staf Angkatan Laut AS memperingatkan risiko terkait asal-usul model AI ini dan penggunaannya.

Baca Juga :  Hati-Hati Pengangguran Karena AI, Belajar AI Sekarang Sebelum Terlambat

Ancaman Serangan Siber terhadap DeepSeek

Di tengah berbagai tuduhan, DeepSeek juga menghadapi serangan siber dalam skala besar. Perusahaan mengumumkan bahwa mereka terpaksa membatasi pendaftaran pengguna sementara waktu akibat “serangan jahat berskala besar” terhadap perangkat lunaknya.

Situs resmi DeepSeek kini menampilkan peringatan bahwa pendaftaran mungkin mengalami gangguan akibat serangan ini.

Masa Depan AI dalam Bayang-Bayang Kompetisi Global

Persaingan dalam dunia AI semakin sengit, dengan OpenAI dan DeepSeek menjadi dua pemain utama dalam perdebatan mengenai hak kekayaan intelektual dan keamanan data. Sementara AS terus memperketat regulasi untuk melindungi keunggulan teknologinya, China dan perusahaan seperti DeepSeek terus berkembang dengan strategi mereka sendiri.

Ke depan, pertanyaan besar yang harus dijawab adalah bagaimana dunia bisa menyeimbangkan inovasi AI dengan perlindungan terhadap hak cipta dan keamanan nasional. Apakah ini akan menjadi awal dari perang teknologi baru? Hanya waktu yang akan menjawab. (BEM)

 

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERKINI