Denpasar, balienews.com, – Sebanyak 254 Sekaa Teruna Teruni (STT) di Denpasar telah mendaftar untuk mengikuti Lomba Ogoh-Ogoh 2025, meningkat dari 160 peserta pada tahun sebelumnya. Lomba ini akan menampilkan 16 nominasi terbaik dalam Kasanga Festival pada 21-23 Maret. Manggala Pasikian Yowana Kota Denpasar, AA. Made Angga Harta Yana, menjelaskan bahwa sistem kontestasi tahun ini lebih ketat, dengan penilaian berdasarkan filosofi, konstruksi, dan kreativitas ogoh-ogoh.
Peningkatan Peserta dan Sistem Kontestasi Baru
Hingga Februari 2025, tercatat 254 STT di Denpasar mendaftar untuk Lomba Ogoh-Ogoh, naik signifikan dari 160 peserta tahun sebelumnya. Menurut AA. Made Angga Harta Yana, Manggala Pasikian Yowana Kota Denpasar, antusiasme peserta meningkat karena sistem kontestasi yang baru. “Tahun ini, kita tidak lagi mengambil perwakilan dari setiap kecamatan, melainkan memilih yang terbaik se-Denpasar,” ujarnya.
Jadwal Penjurian dan Seleksi
Technical meeting telah dilaksanakan pada akhir Februari, dan penilaian akan berlangsung hingga 17 Maret. Dari 254 peserta, panitia akan menjaring 16 nominasi terbaik yang akan ditampilkan di Kasanga Festival pada 21-23 Maret. Angga mengakui bahwa panitia dan juri menghadapi tantangan besar karena waktu penjurian yang terbatas dan kondisi lalu lintas di Denpasar.
Kriteria Penilaian dan Inovasi Ogoh-Ogoh
Mekanisme penilaian meliputi filosofi, konstruksi, dan kreativitas ogoh-ogoh. Salah satu inovasi yang menonjol tahun ini adalah penggunaan mesin dalam ogoh-ogoh, yang membuatnya bisa bergerak. “Kreativitas STT terus berkembang, dan ini menjadi nilai plus dalam penilaian konstruksi,” tambah Angga.
Distribusi Peserta dan STT yang Tidak Ikut
Dari 364 STT yang terdaftar di Denpasar, 254 di antaranya mengikuti lomba. Peserta terbanyak berasal dari Denpasar Timur (74 ogoh-ogoh), sementara Denpasar Barat mencatat partisipasi terendah (59 ogoh-ogoh). Sebanyak 100 STT tidak mengikuti lomba, beberapa di antaranya karena pantangan adat, seperti Desa Adat Renon yang tidak membuat ogoh-ogoh berdasarkan aturan desa mawacara.
Harapan untuk Masa Depan
Angga berharap lomba ini menjadi barometer peningkatan kualitas ogoh-ogoh di Denpasar. “Setiap tahun, karya peserta terus ditingkatkan. Kami berharap acara ini menjadi acuan bagi STT untuk menghasilkan ogoh-ogoh terbaik di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Lomba Ogoh-Ogoh Denpasar 2025 tidak hanya menjadi ajang bergengsi, tetapi juga wadah untuk melestarikan budaya Bali. Jangan lewatkan Kasanga Festival pada 21-23 Maret untuk menyaksikan 16 ogoh-ogoh terbaik! (BEM)