Tabanan, Balienews.com – Partisipasi masyarakat Tabanan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) masih sangat rendah, hanya mencapai 0,4%, meskipun kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes terus meningkat. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan per April 2025 menunjukkan bahwa kedua penyakit tersebut mendominasi daftar 10 besar penyakit terbanyak.
Tantangan ini dibahas dalam Forum Konsultasi Publik yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (14/5), termasuk upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini.
Rendahnya Partisipasi dalam Program CKG
Program CKG dirancang sebagai langkah awal deteksi dini penyakit kronis, namun antusiasme masyarakat masih minim. Dari total 1.011 pendaftar, hanya 856 orang yang hadir. Padahal, selain hipertensi dan diabetes, penyakit seperti rematik, gangguan lambung, dan gagal jantung kongestif juga banyak ditemukan di masyarakat.
Hipertensi dan Diabetes Mendominasi Daftar Penyakit
Data Dinkes Tabanan mencatat hipertensi sebagai penyakit terbanyak dengan 239 kasus, disusul diabetes melitus (116 kasus). “Tanpa kesadaran preventif, target harapan hidup sehat 74 tahun sulit tercapai,” tegas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, I Wayan Triana Suryanata.
Tantangan Sosialisasi dan Perubahan Pola Pikir
Dr. Arya Putra, Kepala Puskesmas Selemadeg Barat, menyoroti keengganan masyarakat memeriksakan diri sebelum sakit. “Banyak yang datang saat kondisi sudah parah, padahal deteksi dini bisa mempermudah pengobatan,” ujarnya. Penyakit kronis seperti ini seringkali berujung pada biaya medis tinggi, termasuk operasi dan cuci darah.
Upaya Peningkatan Cakupan CKG
Dinkes Tabanan berencana memperkuat sosialisasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder). Target tahun 2025, cakupan CKG diharapkan mencapai 40%. “Cek kesehatan berkala adalah investasi masa depan,” pesan Triana.
Masyarakat diimbau memanfaatkan CKG sebagai langkah pencegahan. “Jangan tunggu sakit baru peduli. Deteksi dini bisa menyelamatkan hidup,” tutup dr. Arya. (BEM)