Denpasar, Balienews.com – Karya ogoh-ogoh bertajuk Ngandapat Bhuta hasil kreasi Sekaa Teruna Ria Remaja Jaya Kusuma (ST RRJK) Banjar Geladag, Desa Adat Pedungan, mencuri perhatian saat tampil sebagai bintang tamu dalam pembukaan Peed Aya Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII di Denpasar, Sabtu (21/6/2025). Penampilan ini menjadi panggung penting bagi para seniman muda untuk menunjukkan kualitas seni budaya Bali di ajang resmi.
Ekspresi Seni Spiritual dalam Wujud Ogoh-ogoh
Karya Ngandapat Bhuta menggambarkan perjalanan spiritual manusia sejak dalam kandungan hingga kematian, dengan menampilkan simbolisasi dua bhuta kala, sosok anak (rare) yang baru terbangun, serta perwujudan Dewa Siwa dan aksara suci. Karya ini digarap oleh seniman muda Anak Agung Indra Satya dari BLX Art, dengan biaya produksi sekitar Rp 80 juta.
“Kami merasa bangga karena dipercaya menjadi bintang tamu dalam ajang sebesar PKB. Ini bukti bahwa ogoh-ogoh tidak hanya sebatas hiburan malam pengerupukan, tapi juga bagian dari seni budaya Bali yang layak ditampilkan di forum resmi,” ujar Ketua ST RRJK, I Made Yoga Dwipayana Putra.
Tampil di PKB Meski Gagal di Kasanga Festival
Sebelumnya, ogoh-ogoh ini sempat gagal masuk 16 besar dalam tarung bebas Kasanga Festival dan hanya meraih juara II di tingkat desa. Namun kesempatan tampil di PKB menjadi validasi penting atas eksistensi karya tersebut.
“Meski sempat gagal masuk 16 besar, kami bersyukur bisa tampil di PKB. Ini pengakuan penting bagi eksistensi kami,” tambah Yoga.
Untuk penampilan di PKB, tim ST RRJK hanya melakukan perbaikan minor pada bagian payasan dan kebersihan ogoh-ogoh.
Perlu Perhatian Serius Pemerintah
Yoga juga menyoroti tantangan yang dihadapi seniman muda, mulai dari terbatasnya ruang terbuka untuk berkarya, tantangan ekonomi, hingga pengaruh teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dalam dunia seni.
“Semoga ke depan, pemerintah memberi perhatian serius pada seni dan budaya, bukan hanya sebagai pelengkap pariwisata, tapi sebagai pondasi identitas Bali. Kesenian harus bisa beradaptasi tanpa kehilangan pakem,” pungkasnya. (BEM)