Denpasar, Balienews.com – PT Pelindo Regional 3 Bali-Nusa Tenggara melakukan uji coba taksi air sebagai alternatif konektivitas jalur laut di Bali. Uji coba ini berlangsung pada Jumat (25/7), dengan rute dari Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, menuju dermaga di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung.
Langkah ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pelindo, yang tak hanya membangun infrastruktur tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal, khususnya Desa Adat Tanjung Benoa yang ditunjuk sebagai pengelola layanan taksi air tersebut.
Waktu Tempuh Lebih Singkat dan Daya Tarik Wisata Baru
Perjalanan menggunakan taksi air berupa perahu boat memakan waktu 10–15 menit, jauh lebih cepat dibanding jalur darat melalui Tol Bali Mandara yang bisa memakan waktu hingga 30 menit, tergantung kondisi lalu lintas.
Selain itu, kehadiran taksi air juga menjadi daya tarik wisata baru, menawarkan pengalaman menyusuri perairan antara Benoa dan Tanjung Benoa, yang dikenal sebagai kawasan strategis wisata bahari Bali.
Dukungan UMKM dan Pelestarian Lingkungan
Program ini juga mencakup dukungan terhadap lima gerai UMKM lokal serta pembangunan dermaga di Tanjung Benoa, memperkuat ekosistem pariwisata berbasis masyarakat.
Dalam uji coba tersebut, Pelindo juga menggelar aksi pelestarian lingkungan dengan melepas tukik (anak penyu) di sekitar perairan Tanjung Benoa. Kegiatan ini menjadi simbol syukur dan komitmen perusahaan dalam menjaga ekosistem pesisir.
Sambutan Positif Masyarakat Adat
Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya, menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. Menurutnya, kehadiran dermaga dan taksi air tak hanya meningkatkan aksesibilitas tetapi juga membuka peluang baru bagi pariwisata berbasis budaya dan kelautan di wilayah adatnya.
“Kami sangat bersyukur atas perhatian Pelindo terhadap masyarakat adat Tanjung Benoa. Program ini selaras dengan nilai-nilai lokal dan memberi manfaat jangka panjang,” ungkapnya.
Alternatif Transportasi untuk Kurangi Kemacetan
Taksi air diharapkan menjadi solusi strategis untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur darat menuju kawasan wisata utama di Bali.
Selain mendukung mobilitas, layanan ini juga memperkuat citra Bali sebagai destinasi wisata yang inovatif dan ramah lingkungan. (BEM)