Balienews.com – Enam mahasiswa asal Indonesia dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Telkom University berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan menjuarai UNESCO Youth Hackathon 2025 di Cartagena de Indias, Kolombia. Mereka meraih kemenangan berkat proyek inovatif MIL Point, game interaktif dan edukatif yang dirancang untuk melawan hoaks dan misinformasi di era digital.
Inovasi Digital untuk Lawan Hoaks
Kompetisi UNESCO Youth Hackathon 2025 mengusung tema “Minds Over AI”, dengan tujuan mendorong generasi muda menciptakan solusi digital dalam melawan misinformasi dan penggunaan media yang bertanggung jawab.
Tim Indonesia menyingkirkan 1.286 proposal dari 138 negara, dan menjadi salah satu pemenang bersama tim dari Argentina, Kamerun, dan Vietnam.
Proyek MIL Point yang mereka kembangkan berupa game edukatif berbasis web, yang dapat dimainkan melalui perangkat portabel bernama MIL Box. Perangkat ini akan ditempatkan di berbagai area publik seperti kampus, stasiun, dan pusat komunitas.
“Dengan menggabungkan kegiatan offline interaktif dan pembelajaran digital, MIL Point bertujuan menciptakan ekosistem menyenangkan, inklusif, dan mendorong pola pikir kritis,” ujar Wynneth Artdelyn Jees, Project Lead MIL Point.
Empat Fitur Utama MIL Point
Selain hadir di MIL Box, game MIL Point juga dapat diakses melalui aplikasi web di mil-point.vercel.app. Sebelum bermain, pengguna perlu mendaftar akun terlebih dahulu.
Empat fitur utama yang ditawarkan antara lain:
- Feed – Aliran konten berisi berita yang telah diverifikasi.
- Prebunk Games – Permainan interaktif untuk melatih kemampuan mendeteksi hoaks.
- Debate Point – Forum diskusi terbuka.
- Leaderboard – Sistem peringkat dan penghargaan bagi pemain aktif.
Ide yang Lahir dari Kehidupan Sehari-hari
Gagasan MIL Point muncul dari keprihatinan terhadap maraknya hoaks di dunia maya, terutama sejak kemunculan teknologi AI generatif yang mempermudah penyebaran konten palsu.
“Saya melihat banyak orang sibuk menonton video viral di transportasi umum, tanpa sadar bisa saja mereka menyebarkan misinformasi,” kata Vinnidhiaty Gradelyn Jees, Substance Lead MIL Point.
Dari pengalaman itulah muncul ide untuk membuat media literasi digital yang mengedukasi masyarakat agar lebih kritis terhadap informasi.
Dikembangkan dalam Dua Minggu Intensif
Tim yang beranggotakan Wynneth Artdelyn Jees, Jesseline Carolee Sabas, Vinnidhiaty Gradelyn Jees, Jonathan Emmanuel Saragih, Bagas Kalih, dan Guntur Oktavianto Nugroho mengembangkan proyek ini selama dua minggu penuh.
Selama periode hackathon, mereka melakukan riset, brainstorming, pembuatan prototipe, hingga sesi pitching di hadapan juri internasional UNESCO.
Kemenangan ini juga didukung oleh berbagai pihak seperti Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui Garuda Spark Innovation Hub, Radya Labs, Salman Subakat, dan Ikatan Alumni Informatika ITB (IAIF ITB) yang memberikan pendampingan teknis serta bimbingan profesional.
Target Perluasan Hingga Internasional
Prototipe MIL Box dijadwalkan meluncur akhir 2025, dengan Jakarta dan Bandung sebagai proyek percontohan awal.
Ke depan, tim berencana memperluas jangkauan MIL Point ke seluruh Indonesia dan komunitas internasional agar semakin banyak masyarakat yang melek digital dan mampu memilah informasi dengan bijak.
Penghargaan di Konferensi Global MIL Week
Penghargaan UNESCO Youth Hackathon 2025 diserahkan langsung oleh Tawfik Jelassi, Asisten Direktur Jenderal UNESCO bidang Komunikasi dan Informasi, pada Global Media Information Literacy (MIL) Week Conference yang digelar pada 23–24 Oktober 2025 di Cartagena de Indias, Kolombia.
Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar generasi muda Indonesia dalam menghadirkan solusi kreatif di era digital.
Tim MIL Point kini membuka peluang kolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas digital untuk memperluas dampak proyek mereka. (BEM)




