back to top
Sabtu, April 19, 2025
- Advertisement -spot_img
BerandaBeritaDaerahInovasi Pengelolaan Sampah Plastik Jadi BBM di Desa Talunombo

Inovasi Pengelolaan Sampah Plastik Jadi BBM di Desa Talunombo

Wonosobo, balienews.com, – Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kini menjadi sorotan berkat inovasi pengelolaan sampah plastik yang diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM). Berjarak sekitar 23 kilometer dari pusat kota Wonosobo, desa ini berhasil mengatasi masalah sampah plastik sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru bagi warganya.

Kepala Desa Talunombo, Badarudin, menjelaskan bahwa sampah plastik kerap menjadi masalah serius di berbagai daerah, terutama kota-kota besar, karena menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyakit. Namun, di Desa Talunombo, sampah plastik justru menjadi berkah. “Kami malah kekurangan sampah plastik untuk diolah menjadi BBM,” ujarnya, dikutip dari Kompas, pada Kamis (13/2/2025).

Dari Sampah Plastik Menjadi BBM

Melalui kreativitas pemuda dan dukungan pemerintah desa, sampah plastik diolah menjadi BBM yang bernilai ekonomis tinggi. Proses ini dimulai dengan pengumpulan sampah plastik dari rumah-rumah warga. Sampah tersebut kemudian dipisahkan antara organik dan anorganik.

Baca Juga :  Pemerintah Hentikan TPA Open Dumping, Fokus pada Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Sampah plastik yang terkumpul dimasukkan ke dalam alat pengolah bernama “pyrolysis gen 5.” Alat ini mengubah sampah plastik menjadi cairan melalui proses pemanasan hingga mencapai suhu 300 derajat Celsius. “Proses pembakaran memerlukan waktu sekitar 12 jam untuk hasil maksimal,” jelas Badarudin.

Kekurangan Sampah Plastik

Budi Santoso, salah satu pengelola sampah, mengungkapkan bahwa ide pengolahan sampah plastik menjadi BBM muncul dari kesulitan desa dalam mengelola limbah plastik. Untuk mendukung inovasi ini, pihak desa mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R).

“Alhamdulillah, kami berhasil menciptakan alat yang bisa mengubah sampah plastik, minyak goreng bekas, dan oli bekas menjadi BBM. BBM ini digunakan untuk alat-alat pertanian dan kebutuhan lainnya,” kata Budi.

Baca Juga :  Tukar Sampah Jadi Emas Antam, Raih Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Saat ini, Desa Talunombo justru mengalami kekurangan sampah plastik untuk diolah. Untuk memenuhi kebutuhan produksi, pengelola membeli sampah plastik dari warga dengan harga Rp 500 per kilogram.

Dampak Positif bagi Warga

Inovasi ini tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah plastik, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan baru bagi warga. Dengan menjual sampah plastik, warga bisa memperoleh tambahan penghasilan, sementara desa menghasilkan BBM yang bermanfaat untuk kegiatan pertanian dan lainnya.

Desa Talunombo membuktikan bahwa sampah plastik bisa diubah menjadi berkah dengan kreativitas dan kolaborasi. Inovasi ini patut menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengelola sampah secara lebih efektif dan ramah lingkungan.

Yuk, dukung gerakan pengelolaan sampah plastik yang ramah lingkungan! Bagikan artikel ini untuk menginspirasi lebih banyak orang. (BEM)

Baca Juga :  Kabupaten Banyumas: Dari Darurat Sampah Menjadi Pelopor Pengelolaan Sampah di ASEAN
ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERKINI