Balienews.com – Menyiapkan dana pendidikan anak menjadi tantangan finansial utama bagi banyak orang tua di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan sedini mungkin untuk mengantisipasi tingginya inflasi biaya sekolah dan kuliah.
Perencanaan yang matang melalui identifikasi jenjang pendidikan, penghitungan biaya, dan pemilihan instrumen investasi merupakan kunci agar orang tua tidak perlu terjebak utang ketika tiba waktunya anak melanjutkan pendidikan.
Artikel ini akan mengupas langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan dana pendidikan dengan efektif, dikutip dari mediakeuangan.kemenkeu.go.id.
1. Tentukan Target Jenjang Pendidikan
Langkah pertama adalah memetakan jenjang pendidikan yang ingin dituju untuk anak. Apakah semua jenjang (TK hingga kuliah) akan disekolahkan di institusi swasta atau negeri?
Pemetaan yang detail, termasuk mempersiapkan rencana cadangan untuk pilihan sekolah, akan membantu fokus dalam menabung. Dengan begitu, orang tua dapat lebih optimal mempersiapkan dana, terutama untuk biaya universitas yang biasanya paling besar.
2. Kumpulkan Data Biaya Secara Rinci
Setelah target sekolah atau kampus ditetapkan, kumpulkan informasi biaya secara lengkap. Jangan hanya berpatok pada uang SPP bulanan. Data biaya masuk (uang pangkal), uang kegiatan tahunan, biaya buku, dan sumbangan lain perlu dihitung.
Jika anak memiliki bakat khusus yang perlu dikembangkan, identifikasi juga biaya untuk kursus atau pelatihan tambahan sejak dini.
3. Waspadai Inflasi Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan naik setiap tahun, dan laju inflasinya seringkali lebih tinggi dari inflasi umum. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi kelompok pendidikan pada Juni 2024 tercatat 1,69% secara tahunan.
Namun kenyataannya, kenaikan biaya masuk dan SPP di berbagai universitas negeri bisa jauh lebih tinggi. Faktor inilah yang paling krusial dan sering terlewatkan.
4. Buat Anggaran dengan Memproyeksikan Inflasi
Dari data biaya terkini, buatlah proyeksi biaya di masa depan dengan mempertimbangkan inflasi. Hitung berapa tahun lagi anak akan memasuki jenjang pendidikan tersebut.
Misalnya, untuk anak yang saat ini berusia 2 tahun, hitung perkiraan biaya kuliah S1 16 tahun mendatang. Tanpa proyeksi ini, dana yang terkumpul bisa saja tidak mencukupi.
5. Pilih Instrumen Investasi yang Tepat
Berdasarkan proyeksi biaya dan jangka waktu, pilih instrumen investasi yang sesuai. Tentukan apakah dana akan dikumpulkan secara bulanan (dengan sistem menabung/investasi rutin) atau sekaligus (lumpsum).
Instrumen seperti reksa dana atau tabungan pendidikan bisa menjadi opsi untuk jangka menengah-panjang. Konsultasi dengan perencana keuangan dapat membantu menentukan pilihan terbaik.
6. Disiplin Menabung dan Evaluasi Berkala
Kunci keberhasilan adalah konsistensi. Sisihkan dana untuk pendidikan secara rutin, bukan dari sisa gaji. Lakukan evaluasi keuangan secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali.
Jika hasil investasi tidak sesuai target, pertimbangkan untuk menambah jumlah tabungan, mengganti instrumen, atau mengalokasikan bonus tahunan.
Dengan perencanaan yang detail, disiplin, dan evaluasi rutin, impian memberikan pendidikan terbaik bagi anak tanpa membebani utang dapat terwujud.
Sudah sejauh mana persiapan dana pendidikan untuk buah hati Anda? (BEM)