Balienews.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyerukan pentingnya persatuan umat manusia di tengah perbedaan bangsa, ras, dan agama dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9).
Persatuan di Tengah Keberagaman
Di hadapan para pemimpin dunia, Presiden Prabowo menegaskan bahwa seluruh umat manusia pada hakikatnya adalah satu keluarga besar dengan hak asasi yang sama.
“Kita berbeda dalam ras, agama, dan kebangsaan. Namun, hari ini kita tetap bersatu sebagai satu keluarga umat manusia,” ujar Prabowo dari podium Majelis Umum PBB.
Ia menekankan bahwa setiap makhluk Tuhan diciptakan setara dan memiliki hak-hak mendasar, seperti hak hidup, kebebasan, dan kebahagiaan.
Prinsip Universal Kesetaraan
Prabowo juga menyinggung Declaration of Independence Amerika Serikat yang telah menginspirasi revolusi demokratis di berbagai belahan dunia, termasuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, prinsip kesetaraan manusia adalah kebenaran universal yang menjadi dasar kemajuan dan keadilan global.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak otomatis menghapus ancaman terhadap kemanusiaan. Rasisme, kebencian, penindasan, dan ketidakadilan masih menjadi tantangan nyata.
Pengalaman Indonesia dalam Solidaritas
Prabowo menegaskan, pengalaman panjang Indonesia di masa penjajahan membuat bangsa ini memahami arti keadilan dan solidaritas.
“Bangsa saya, Indonesia, sangat memahami perasaan itu. Selama berabad-abad, rakyat kami hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan ketidakadilan. Kami tahu bagaimana rasanya kehilangan hak, diperlakukan tidak setara, dan diabaikan dari kesempatan yang sama,” katanya.
Ajakan Memperkuat Multilateralisme
Dalam forum tersebut, Prabowo juga menyerukan agar negara-negara anggota PBB tidak menyerah pada pesimisme dan tetap menjaga cita-cita kemanusiaan.
Ia menekankan pentingnya memperkuat multilateralisme serta institusi global sebagai benteng menghadapi ketidakpastian dunia.
Prabowo menyampaikan pidatonya pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menteri Sekretariat Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menyebut kehadiran Presiden Prabowo sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan peran aktif di forum multilateral tertinggi dunia.
Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80 tidak hanya menjadi panggung diplomasi, tetapi juga penegasan komitmen Indonesia dalam mendorong persatuan global. (BEM)