back to top
Kamis, Mei 15, 2025
- Advertisement -spot_img
BerandaBeritaInternasionalUni Emirat Arab Sulap Limbah Makanan Jadi Bahan Bakar Pesawat

Uni Emirat Arab Sulap Limbah Makanan Jadi Bahan Bakar Pesawat

Peran Lalat Tentara Hitam Ubah Limbah Jadi Biofuel

Uni Emirat Arab (UEA) mencatat sejarah baru dalam dunia inovasi lingkungan dengan mengubah limbah makanan menjadi bahan bakar pesawat berkelanjutan. Dilansir dari laman Youtube VOA Indonesia, Proyek ini memanfaatkan peran luar biasa dari lalat tentara hitam (black soldier fly), serangga kecil yang menjadi kunci utama dalam transformasi limbah menjadi biofuel.

Gudang Khusus Budidaya Maggot

Di padang pasir Al Ain, Abu Dhabi, seorang ahli biologi bernama Haythem Riahi memimpin proyek inovatif ini. Di sebuah gudang khusus, Riahi menciptakan lingkungan yang ideal untuk mengembangbiakkan ribuan lalat tentara hitam.

“Maggot, atau larva lalat tentara hitam, memiliki kemampuan luar biasa untuk mengonsumsi limbah makanan dalam jumlah besar,” ujar Riahi. Larva ini mengurai limbah organik dengan cepat, mengubah sisa makanan menjadi bahan yang bermanfaat.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Luncurkan Green Movement UCO untuk Daur Ulang Minyak Jelantah

Setelah maggot mencapai ukuran tertentu, larva ini dipanggang dan diproses untuk diekstraksi minyaknya. Minyak inilah yang diolah lebih lanjut menjadi biofuel atau bahan bakar organik yang ramah lingkungan. Bahkan, biofuel hasil inovasi ini sudah mulai digunakan dalam industri aviasi.

Potensi di Indonesia: Maggot dan Limbah Makanan

Inovasi dari UEA ini membuka peluang besar untuk diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bisnis budidaya maggot sedang berkembang pesat di Tanah Air, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pengelolaan limbah makanan.

Menurut laporan Food Waste Index 2021 yang dirilis oleh United Nations Environment Programme (UNEP), Indonesia menghasilkan 20,93 juta ton limbah makanan setiap tahun. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai penghasil limbah makanan terbesar keempat di dunia, setelah China, India, dan Nigeria. Amerika Serikat berada di posisi kelima dengan 19,3 juta ton per tahun.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Luncurkan Green Movement UCO untuk Daur Ulang Minyak Jelantah

Manfaat Ganda Budidaya Maggot

Budidaya maggot menawarkan berbagai manfaat. Tidak hanya membantu mengurangi limbah makanan, tetapi juga menciptakan biofuel yang berpotensi menjadi solusi energi berkelanjutan. Selain itu, maggot dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, memberikan nilai ekonomi tambahan bagi para peternak dan pengusaha kecil.

Indonesia memiliki peluang besar untuk mengadopsi teknologi ini. Dengan melibatkan pemerintah, pengusaha, dan komunitas lokal, limbah makanan yang selama ini menjadi masalah lingkungan dapat diubah menjadi sumber energi dan pendapatan yang berharga.

Masa Depan Energi Berkelanjutan

Proyek UEA ini menjadi bukti bahwa solusi inovatif bisa lahir dari masalah besar seperti limbah makanan. Dengan kombinasi teknologi, kreativitas, dan dedikasi, masa depan energi berkelanjutan semakin dekat.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Luncurkan Green Movement UCO untuk Daur Ulang Minyak Jelantah

Indonesia, dengan jumlah limbah makanan yang melimpah, memiliki kesempatan untuk mengikuti jejak UEA. Inisiatif seperti budidaya maggot dapat menjadi tonggak penting dalam menciptakan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERKINI