balienews.com, – Gondongan, atau dalam istilah medis disebut mumps, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Penyakit ini terutama menyerang kelenjar parotis, kelenjar yang bertugas memproduksi air liur, sehingga menyebabkan pembengkakan pada pipi dan rahang. Gondongan dapat menular melalui droplet atau percikan ludah, kontak langsung, atau penggunaan alat makan bersama. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi otak hingga kehilangan pendengaran. Artikel ini akan membahas gejala, penyebab, penanganan, dan pencegahan gondongan secara lengkap.
Apa Itu Gondongan?
Melansir dari laman Kemenkes, Gondongan terjadi ketika kelenjar parotis, yang terletak di bawah telinga, mengalami peradangan akibat infeksi virus paramyxovirus. Virus ini mudah menyebar melalui udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, kontak langsung dengan penderita atau penggunaan barang pribadi secara bersama-sama juga dapat meningkatkan risiko penularan.
Penyebab dan Faktor Risiko Gondongan
Gondongan disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus yang menyerang kelenjar parotis. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan antara lain:
- Belum menerima vaksin MMR (campak, gondongan, dan rubella).
- Berusia antara 2-12 tahun.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, atau sedang menjalani kemoterapi.
- Tinggal atau bepergian ke daerah dengan kasus gondongan yang tinggi.
Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai
Gejala gondongan biasanya muncul 12-25 hari setelah terinfeksi. Beberapa tanda yang sering dialami penderita antara lain:
- Pembengkakan pada pipi, baik satu sisi atau kedua sisi.
- Nyeri saat mengunyah atau menelan.
- Demam tinggi hingga 39°C.
- Mulut kering, sakit kepala, dan nyeri sendi.
- Kelelahan, nyeri perut, dan hilangnya nafsu makan.
Pada beberapa kasus, gejala gondongan bisa ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali. Namun, jika mengalami gejala serius seperti sakit kepala hebat, penurunan kesadaran, atau kejang, segera konsultasikan ke dokter.
Diagnosis dan Pemeriksaan Gondongan
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area pipi dan leher yang membengkak. Beberapa tes penunjang yang mungkin dilakukan meliputi:
- Tes swab pipi bagian dalam untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab.
- Tes darah untuk mengidentifikasi infeksi virus.
- Tes urine untuk memeriksa penyebaran infeksi ke saluran kemih.
Penanganan Gondongan
Pada kebanyakan kasus, gondongan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 minggu jika sistem kekebalan tubuh penderita baik. Beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala meliputi:
- Istirahat yang cukup dan tidur teratur.
- Memperbanyak konsumsi air putih.
- Mengompres area bengkak dengan air hangat atau dingin.
- Mengonsumsi makanan lunak untuk mengurangi nyeri saat mengunyah.
- Menggunakan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
Pencegahan Gondongan
Cara paling efektif untuk mencegah gondongan adalah dengan vaksinasi MMR. Vaksin ini diberikan dua kali, yaitu pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun. Jika belum divaksin saat anak-anak, vaksin MMR masih bisa diberikan pada usia dewasa, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus.
Selain vaksinasi, beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Menghindari berbagi alat makan atau mandi dengan penderita.
- Menerapkan etika batuk dan bersin yang baik, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu.
Gondongan adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksinasi MMR dan menjaga kebersihan diri. Jika Anda atau keluarga mengalami gejala gondongan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan lupa untuk memastikan vaksinasi MMR lengkap guna melindungi diri dan orang sekitar dari penyakit ini. (BEM)