Balienews.com, – Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan paling efektif dalam mencegah penyakit, menyelamatkan 3,5 hingga 5 juta nyawa setiap tahun dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi (PD3I). Hal ini disampaikan oleh dr. Prima Yosephine, MKM, Direktur Imunisasi, dalam Pertemuan Jurnalis Pekan Imunisasi Dunia 2025 di Jakarta pada 21 Maret 2025. Meski manfaatnya besar, tantangan seperti penolakan masyarakat dan penyebaran hoaks masih menjadi hambatan utama.
Pekan Imunisasi Dunia 2025: Momentum Tingkatkan Kesadaran
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025 mengusung tema global “Immunization for All is Humanly Possible”, memperingati 50 tahun program Expanded Program Immunization (EPI). Di Indonesia, tema nasional “Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas” menjadi ajakan untuk mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata.
Imunisasi tidak hanya melindungi individu, tetapi juga memperkuat layanan kesehatan primer dan mencegah kejadian luar biasa (KLB) PD3I. Namun, dr. Prima menegaskan, “Manfaat imunisasi belum sepenuhnya diterima oleh sebagian masyarakat.”
Tantangan Besar: 1,3 Juta Anak Indonesia Belum Diimunisasi
Data WHO 2023 menunjukkan, 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi (zero dose), dengan Indonesia menempati posisi keenam tertinggi. Sebanyak 1.356.367 anak di Indonesia tidak menerima imunisasi dasar pada periode 2019-2023. Beberapa penyebabnya meliputi:
- 38% orang tua menolak karena suntikan ganda, jadwal tidak sesuai, atau kekhawatiran efek samping (Studi Nielsen – UNICEF Q3 2023).
- 47% anak tidak diimunisasi karena tidak diizinkan keluarga, sementara 45% karena takut efek samping (Survei Kesehatan Indonesia 2023).
- Kurangnya pemahaman masyarakat dan penyebaran hoaks tentang imunisasi.
Prima memperingatkan, “Jika anak-anak tidak segera mendapatkan imunisasi kejar, risiko KLB PD3I akan semakin besar.”
Inovasi Pemerintah: Program PENARI untuk Meningkatkan Cakupan
Sebagai solusi, pemerintah meluncurkan inovasi Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI). Program ini bertujuan meningkatkan cakupan imunisasi secara serentak di seluruh pos layanan kesehatan.
Jadwal Imunisasi Rutin yang Harus Dipenuhi
Berikut adalah jadwal imunisasi rutin yang direkomendasikan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa:
Bayi Baru Lahir hingga Balita
- Usia < 24 jam: Hepatitis B (HB0)
- Usia < 1 bulan: BCG (untuk mencegah tuberkulosis) dan OPV1 (Oral Polio Vaccine dosis pertama).
- Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib1 (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe B), OPV2, PCV1 (Pneumococcal Conjugate Vaccine), dan RV1 (Rotavirus Vaccine).
- Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib2, OPV3, PCV2, dan RV2.
- Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV1 (Inactivated Polio Vaccine), dan RV3.
- Usia 9 bulan: Campak-Rubella (MR) dan IPV2.
- Usia 10 bulan: JE (Japanese Encephalitis, hanya di daerah endemis).
- Usia 12 bulan: PCV3.
- Usia 18 bulan: Campak-Rubella 2 (MR2) dan DPT-HB-Hib4.
Anak Sekolah
- Kelas 1 SD: Campak-Rubella (MR) dan DT (Difteri dan Tetanus).
- Kelas 2 SD: Td (Tetanus dan difteri dosis rendah).
- Kelas 5 SD: Td dan HPV (Human Papillomavirus, hanya untuk anak perempuan).
- Kelas 6 SD: HPV (dosis kedua, hanya untuk anak perempuan).
Remaja, Dewasa, dan Lansia
- Wanita Usia Subur (WUS): Td (lengkap hingga T5 setelah skrining).
- Remaja dengan obesitas berat, dewasa dengan komorbid, dan lansia: Vaksin COVID-19.
Dukungan dari IDAI dan MUI
Dr. Hartono Gunardi, Ketua Pokja Imunisasi IDAI, menekankan bahwa imunisasi adalah bagian dari empat pilar perkembangan anak: asuh (nutrisi dan perawatan kesehatan), asih (kasih sayang), asah (stimulasi otak), dan imunisasi (perlindungan dari penyakit berbahaya). “Meski lingkungan tampak bersih, imunisasi tetap diperlukan untuk perlindungan jangka panjang,” ujarnya.
Sementara itu, Arif Fahrudin, Wakil Sekretaris Jenderal MUI, menjelaskan bahwa imunisasi sejalan dengan prinsip Islam. Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 04 Tahun 2016, imunisasi diperbolehkan (mubah) selama vaksin yang digunakan halal dan suci.
Peran Media dalam Melawan Hoaks
Media memegang peran krusial dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Prima berharap media dapat membantu mempromosikan PID 2025 dan meluruskan misinformasi. Siprianus Bate Soro dari UNDP menambahkan, “Hoaks dan misinformasi adalah hambatan utama. Masyarakat harus mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.”
Ayo Dukung Imunisasi untuk Indonesia Emas 2045
Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan media, imunisasi dapat menjadi fondasi penting menuju Indonesia Emas 2045. Mari bersama-sama mendukung program imunisasi untuk generasi yang lebih sehat, kuat, dan terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah. (BEM)