Singaraja, Balienews.com, – Anak dengan disleksia seringkali mendapat stigma negatif karena dianggap kurang cerdas, padahal mereka memiliki potensi kreativitas dan logika yang tinggi. Menanggapi hal ini, I Ketut Trika Adi Ana, S.Pd., M.Pd., dosen Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), menciptakan inovasi buku bacaan ramah disleksia untuk membantu anak-anak dengan gangguan belajar ini meningkatkan kemampuan literasi.
Inovasi ini menggunakan font OpenDyslexic yang dimodifikasi dengan variasi warna, ukuran, dan aktivitas multisensori, sehingga memudahkan anak mengenali huruf yang sering tertukar, seperti “b” dan “d”. Buku ini juga dilengkapi ilustrasi, audio pelafalan, dan alat penunjuk untuk meningkatkan fokus anak.
Mengatasi Stigma Negatif pada Anak Disleksia
Melansir dari laman Undiksha, Disleksia adalah gangguan belajar spesifik yang memengaruhi kemampuan membaca, menulis, dan mengeja. Sayangnya, banyak anak disleksia mendapat label “kurang pintar” karena kesulitan akademik. Padahal, mereka justru sering memiliki imajinasi dan kreativitas tinggi.
“Permasalahan utama anak disleksia adalah stigma negatif. Saya tidak ingin mereka merasa rendah diri, makanya saya ciptakan bahan bacaan yang ramah,” jelas Trika, dosen Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha.
Keunggulan Buku Ramah Disleksia
Inovasi ini telah melalui lima kali penyempurnaan dan bahkan dipresentasikan di konferensi internasional University of Sydney, Australia (29 Maret 2025). Beberapa fitur unggulannya meliputi:
✔ Font khusus (OpenDyslexic) dengan variasi ukuran dan warna
✔ Teks singkat (2-3 kalimat per halaman) dan pengulangan kata
✔ Aktivitas multisensori seperti mewarnai dan menggambar
✔ Audio pendukung untuk pelafalan huruf dan kata
✔ Alat penunjuk untuk meningkatkan fokus membaca
“Anak disleksia sering melihat huruf bergerak. Dengan alat penunjuk, mereka bisa lebih fokus,” tambah Trika.
Dukungan untuk Pendidikan Inklusif
Buku ini akan terus dikembangkan melalui penelitian lanjutan untuk diimplementasikan di sekolah-sekolah dengan siswa disleksia. Harapannya, inovasi ini dapat mengurangi stigma dan membantu anak disleksia lebih percaya diri dalam belajar.
Jika Anda seorang guru atau orang tua yang memiliki anak dengan disleksia, coba terapkan metode membaca ramah disleksia ini. Berikan dukungan penuh agar mereka bisa berkembang tanpa rasa minder. (BEM)