Buleleng, Balienews.com, – Gubernur Bali Wayan Koster mengungkap keprihatinannya setelah menemukan ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yang belum mampu membaca. Fenomena ini diduga juga terjadi di kabupaten lain di Bali, mendorong rencana pemeriksaan lebih luas oleh pemerintah provinsi.
Koster menyatakan hal ini saat ditemui di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja, Rabu (16/4/2025). “Di kabupaten lain mungkin ada kasus serupa. Kami akan mengecek lebih lanjut,” ujarnya.
Koordinasi dengan Pemkab Buleleng
Gubernur telah berkoordinasi dengan Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, untuk menangani masalah ini. Ia menekankan bahwa kemampuan baca-tulis-hitung (calistung) seharusnya dikuasai siswa saat masih di sekolah dasar (SD).
“Ini aneh karena mereka sudah melewati SD selama enam tahun. Seharusnya di kelas III SD sudah lancar calistung. Jika benar, ini menunjukkan perlunya penguatan pendidikan dasar,” tegas Koster.
Data Siswa dengan Kesulitan Membaca
Berdasarkan laporan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Buleleng, terdapat:
- 155 siswa kategori Tidak Bisa Membaca (TBM)
- 208 siswa kategori Tidak Lancar Membaca (TLM)
Pemkab Buleleng akan mendata ulang siswa yang diduga mengalami disleksia (gangguan belajar) untuk mengetahui penyebabnya. Bupati Sutjidra menjelaskan, skema penanganan seperti pendidikan kesetaraan dan pendidikan jarak jauh sedang disiapkan bagi siswa yang kesulitan calistung.
Verifikasi Data dan Penelusuran Penyebab
Sebelum menerapkan solusi, Pemkab akan memverifikasi data dari Dewan Pendidikan Buleleng dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Rapat sebelumnya menemukan 443 siswa SMP diduga mengalami disleksia.
“Kami akan telusuri akar masalahnya: apakah karena ketidakmampuan kognitif, kurangnya motivasi, atau faktor lain,” kata Sutjidra. (BEM)