Tabanan, Balienews.com – Seorang warga Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, berhasil menciptakan jam raksasa yang berdetak tanpa listrik maupun baterai. Berbekal bahan bekas seperti gir, rantai sepeda, baut, dan potongan besi kiloan, karya ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan ketekunan mampu melahirkan inovasi besar dari hal-hal sederhana.
Karya Unik di Masa Pensiun
I Nengah Gama, pensiunan asal Cepaka, adalah sosok di balik karya yang diberi nama Gama Art Clock Tower Bali. Di masa pensiunnya, Gama justru menemukan semangat baru dengan merakit jam menara berukuran besar yang digerakkan sepenuhnya oleh gravitasi—mirip dengan jam kuno Eropa berabad-abad silam.
“Inspirasi itu muncul sekitar tahun 2020 saat pandemi Covid-19. Saya melihat foto mesin jam menara tua di internet, dan dari situ muncul keinginan untuk mencoba membuatnya sendiri,” ungkap Gama.

Belajar Otodidak di Bengkel Rumah
Tanpa latar belakang teknik khusus, Gama belajar secara otodidak di bengkel kecil di rumahnya. Dengan ketelitian dan kesabaran, ia melakukan berbagai uji coba selama berbulan-bulan hingga menemukan sistem mekanik sederhana yang memanfaatkan pemberat sebagai sumber tenaga.
Mesin jam itu bekerja dengan sistem gir dan rantai sepeda yang tersusun rapi, mampu berfungsi penuh selama 24 jam tanpa bantuan energi listrik.
Aksara Bali dan Gong
Kini, jam raksasa bernuansa Bali itu berdiri megah di halaman rumahnya. Ciri khasnya terlihat dari penggunaan angka aksara Bali serta gong besar yang berdentang setiap satu jam.
“Pemberatnya cukup ditarik sekali sehari agar tetap berfungsi. Semua komponennya saya buat sendiri dari bahan bekas,” tutur Gama.
Harapan Jadi Ikon Inovasi Lokal
Lewat karya tersebut, Gama berharap jam raksasa ciptaannya suatu hari dapat berdiri di tengah kota sebagai ikon inovasi lokal berjiwa Bali.
Ia ingin mengingatkan masyarakat bahwa waktu bisa terus bergerak tanpa listrik—cukup dengan semangat, kreativitas, dan kekuatan bumi. (BEM)