back to top
Jumat, Juli 4, 2025
- Advertisement -spot_img
BerandaPendidikanNyatua di Teba: Mendongeng di Alam Terbuka yang Edukatif dan Ramah Anak...

Nyatua di Teba: Mendongeng di Alam Terbuka yang Edukatif dan Ramah Anak di Bali

Denpasar, Balienews.com — Nyatua di Teba, sebuah program mendongeng yang digagas oleh pendongeng Ida Bagus Gede Bhaskara Manuaba bersama dua rekannya, Dekduss dan Harry, hadir sebagai ruang kreatif di alam terbuka bagi anak-anak di Bali.

Program ini dimulai sejak November 2023 dan rutin digelar setiap tiga bulan, dengan tujuan melestarikan budaya mendongeng sekaligus menciptakan ruang belajar yang inklusif.

Ruang Edukasi dan Ekspresi di Alam Terbuka

Program Nyatua di Teba memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk tampil sebagai pendongeng—baik yang profesional maupun pemula—termasuk guru, dosen, mahasiswa, hingga siswa sekolah.

Kegiatan ini diadakan di teba, lahan terbuka milik warga, yang masih alami dan aman bagi anak-anak.

Saya membentuk bersama dua teman, Dekduss dan Harry. Saya ingin mengumpulkan teman-teman pendongeng dan sekaligus melestarikan dongeng,” kata Bagus dalam wawancara.

Dalam pelaksanaannya, Bagus bekerja sama dengan Komunitas Bali Mendongeng, Kelompok Pendongeng Gerhana, dan para pemilik lahan teba sebagai tuan rumah acara.

Terinspirasi dari Gulali Festival di Yogyakarta

Gagasan mendirikan Nyatua di Teba muncul setelah tim mengikuti Gulali Festival, sebuah pertunjukan seni anak yang berlangsung di ruang terbuka di Yogyakarta pada Oktober 2023.

Kami pun jatuh hati dengan konsep itu. Kami lalu mengadopsi konsep Gulali Festival dengan skala kegiatan yang lebih kecil,” ujar Bagus.

Program ini pertama kali diluncurkan pada 24 November 2023 di Teba Gria Gede Penarukan, Kabupaten Tabanan, Bali, dengan melibatkan anak-anak dari lingkungan sekitar.

Menjelajahi Teba di Seluruh Bali

Hingga pertengahan 2025, Nyatua di Teba telah hadir di enam daerah di Bali, dan masih merencanakan ekspansi ke tiga wilayah lainnya: Negara, Bangli, dan Karangasem.

Bagus berharap kegiatan ini dapat berlangsung berkelanjutan dan menjadi tradisi yang melekat di tengah masyarakat.

Kami ingin menyelesaikan satu kali putaran keliling Bali. Setelah itu baru kami akan berunding untuk langkah selanjutnya. Kami sangat berharap dan berusaha agar kegiatan ini ada untuk selamanya,” jelasnya.

Dari Anak-anak Menuju Kegiatan Keluarga

Meski awalnya hanya menargetkan anak-anak, acara ini kini berkembang menjadi ruang interaksi keluarga. Orang tua didorong untuk ikut mendampingi dan menikmati pertunjukan bersama anak-anak mereka.

Ke depannya sudah pasti kami akan mengembangkan Nyatua di Teba ke arah yang lebih baik,” tutup Bagus dengan optimistis. (BEM)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

PILIHAN EDITOR

KOMENTAR TERKINI