balienews.com, Beberapa tahun lalu, para pengusaha otomotif dari Eropa, Amerika, dan Jepang meragukan pertumbuhan pesat pabrikan mobil Tiongkok. Namun kenyataannya mengejutkan, kendaraan listrik Tiongkok bukan hanya sekedar pesaing, melainkan berdiri kokoh dengan standar tinggi dan teknologi canggih.
Kehadiran merek-merek seperti Xiaomi dan Huawei di industri kendaraan listrik memberikan kontribusi signifikan. Xiaomi yang dikenal sebagai produsen ponsel pintar terkemuka, telah menginvestasikan miliaran dolar AS untuk terjun ke pasar kendaraan listrik. Sementara Huawei, raksasa telekomunikasi, meluncurkan kendaraan mewah Huawei Luxeed S7, menunjukkan diversifikasi mereka di tengah persaingan ketat.
Prestasi paling mencolok datang dari produsen kendaraan listrik lokal, BYD. Mereka berhasil melampaui Tesla dalam pengiriman global pada Kuartal keempat tahun 2023 dengan lonjakan sebesar 22%, melebihi angka Tesla yang mencapai 41.000 unit kendaraan. BYD, dengan ambisi menjadi kekuatan tangguh di dunia otomotif global, tidak hanya mendominasi pasar, tetapi juga menguasai produksi baterai kendaraan listrik di Tiongkok.
Dengan inovasi teknologi, BYD menjadi pemimpin di Tiongkok dengan hampir 30.000 paten pada tahun 2020. Mereka meluncurkan baterai berjenis lithium iron phosphate yang inovatif, yang menetapkan standar baru untuk keamanan. Berbeda dengan Tesla, BYD menawarkan kendaraan listrik dengan harga yang sangat kompetitif, menandai strategi integrasi vertikal mereka dalam memproduksi baterai, semikonduktor, dan bahkan pelapis kursi mereka sendiri.
Kesuksesan BYD adalah cerminan dari pergeseran paradigma dalam industri otomotif. Produsen otomotif tradisional seperti General Motors, Ford, dan Volkswagen kini merasakan tekanan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok yang maju pesat. Dengan BYD, NIO, Xpeng, dan Hozon juga membuat terobosan, dominasi Tiongkok di pasar kendaraan listrik semakin kuat.
Keberhasilan kendaraan listrik Tiongkok di pasar global juga menghadirkan ancaman serius terhadap industri otomotif barat. Pemerintah di seluruh dunia harus memberikan dukungan dan prioritas kepada industri otomotif mereka untuk mempertahankan keberadaannya di peta ekonomi global. Kehilangan industri otomotif berarti kehilangan lapangan kerja, keahlian, dan pendidikan khusus yang merupakan landasan bagi kemakmuran ekonomi di masa depan.
Secara keseluruhan, Tiongkok telah mengambil langkah besar dalam dominasi pasar kendaraan listrik. Keunggulan mereka tidak hanya terletak pada skala produksi yang besar dan harga yang kompetitif tetapi juga pada kontrol penuh mereka atas rantai pasokan, bahan baku, dan inovasi teknologi. Masa depan otomotif tampaknya sangat bergantung pada kemajuan teknologi listrik, dan Tiongkok telah memastikan bahwa mereka berada di garis terdepan dalam era transformatif ini.