Momentum Baru untuk Kemandirian Ekonomi dan Ekonomi Hijau
Jakarta, balienews.com, – PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Pupuk Kaltim, memulai pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam mendukung program Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya di sektor kemandirian ekonomi, swasembada pangan, hilirisasi, dan transisi ke ekonomi hijau.
“Ini merupakan momen yang sangat luar biasa. Pupuk Kaltim sebagai bagian dari Pupuk Indonesia akan memberikan kontribusi pada kemajuan ekosistem industri dalam negeri,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, dalam acara penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dengan konsorsium PT TCC Indonesia Branch – PT Enviromate Technology International di Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Menjawab Mimpi Lama yang Tertunda
Pupuk Indonesia memastikan pembangunan pabrik soda ash ini merupakan realisasi dari rencana yang sempat tertunda sejak tahun 1995 akibat krisis ekonomi. Kini, Pupuk Kaltim berhasil menghidupkan kembali mimpi besar tersebut.
Sebagai pionir industri soda ash di tanah air, pabrik ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini bergantung pada impor. Rahmad menekankan pentingnya soda ash sebagai bahan baku utama untuk berbagai industri, seperti kaca, keramik, dan tekstil. “Saya senang hari ini dapat menyaksikan Pupuk Kaltim telah mengambil inisiatif untuk memiliki pabrik soda ash pertama di Indonesia,” kata Rahmad.
Mendukung Program Pembangunan dan Ekonomi Hijau
Momentum pembangunan pabrik ini dianggap sangat tepat. Pemerintah memiliki program membangun tiga juta rumah setiap tahun, yang membutuhkan material konstruksi seperti kaca dan keramik, produk yang menggunakan soda ash sebagai bahan baku utama. Selain itu, proyek ini juga mendukung transisi ke ekonomi hijau, dengan pemanfaatan karbon dioksida (CO2) dari unit produksi lain di Pupuk Kaltim.
“Pabrik soda ash ini mampu menyerap hingga 170.000 ton CO2 per tahun. Ini merupakan langkah besar dalam pengurangan emisi karbon dan transformasi menuju ekonomi yang lebih bersih,” jelas Rahmad.
Kontribusi pada Swasembada Pangan
Tidak hanya mendukung sektor konstruksi dan ekonomi hijau, pabrik ini juga akan berkontribusi pada program swasembada pangan. Pabrik soda ash akan menghasilkan produk sampingan berupa amonium klorida, yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian Indonesia.
“Proyek ini mendukung banyak ambisi besar Indonesia, mulai dari pembangunan rumah hingga transisi ke ekonomi hijau. Saya berharap Pupuk Kaltim dan mitra pelaksana proyek dapat mengelola proyek ini dengan standar kualitas, keselamatan, dan efisiensi tertinggi,” tambah Rahmad.
Target Operasional dan Ekspansi Hilirisasi
Pabrik soda ash Pupuk Kaltim akan dibangun di lahan seluas 16 hektar di kawasan PT Kaltim Industrial Estate, Kalimantan Timur. Ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2027, pabrik ini memiliki kapasitas produksi 300.000 ton soda ash per tahun dan 300.000 ton amonium klorida per tahun sebagai produk sampingan.
Selain itu, PT Petrokimia Gresik, anak perusahaan Pupuk Indonesia lainnya, juga akan membangun pabrik soda ash serupa dengan kapasitas yang sama. Kehadiran kedua pabrik ini akan semakin mendukung program hilirisasi pemerintah serta mengurangi ketergantungan impor Indonesia.
Dengan berbagai manfaat yang dihadirkan, pembangunan pabrik soda ash ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi, meningkatkan daya saing industri, dan mewujudkan transisi menuju ekonomi hijau. (BEM2)