Denpasar, balienews.com, – Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang di Bali membuktikan bahwa kawasan mangrove tidak hanya bermanfaat untuk ekosistem, tetapi juga menjadi sumber penghidupan. Para perempuan di pesisir setempat mengolah buah dan daun mangrove menjadi produk ekonomi kreatif seperti sirup, keripik, teh, dan kopi yang laris terjual.
Dari Hutan Mangrove ke Meja Konsumen
Mangrove jenis Sonneratia caseolaris diolah menjadi sirup kaya vitamin C, sedangkan Bruguiera gymnorrhiza menjadi keripik renyah. Daun Acanthus ilicifolius disulap menjadi teh, dan mahkota Rhizopora mucronata dijadikan bahan dasar kopi unik. Proses pengolahan dilakukan secara tradisional dengan ketelitian tinggi untuk menjaga kualitas.
Proses Rumit dengan Hasil Menggiurkan
Pembuatan kopi mangrove memakan waktu paling lama, yakni seminggu, meliputi perendaman, penjemuran, dan penyangraian. Sementara sirup mangrove menjadi produk tercepat, hanya butuh dua hari hingga siap dikemas. Keripik mangrove (stik mangrove) adalah olahan paling rumit karena harus melalui proses penghilangan tanin selama tiga hari untuk menghindari efek berbahaya bagi konsumen.

Pemasaran Terbatas, Nilai Ekonomi Tinggi
Produk-produk ini dijual dengan harga premium: sirup (Rp15 ribu/100 ml), keripik (Rp15 ribu/20 gram), kopi (Rp40 ribu/30 gram), dan teh (Rp35 ribu/30 gram). Keterbatasan bahan baku akibat panen 6 bulan sekali membuat produk sulit ditemui di pasaran. Saat ini, pemasaran difokuskan pada wisatawan ekowisata mangrove dan pesanan instansi.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Pandemi COVID-19 mengurangi jumlah anggota KUB dari 33 orang menjadi kurang dari 10 orang. Minimnya regenerasi juga menjadi kendala. Namun, dengan dukungan inovasi dan pembinaan, potensi ekowisata mangrove seluas 1.373 hektare di Tahura Ngurah Rai bisa menjadi sumber penghasilan berkelanjutan.
Ayo Dukung Produk Lokal!
Kunjungi ekowisata mangrove Bali dan nikmati produk kreatif olahan perempuan pesisir. Dengan membeli, Anda turut menjaga kelestarian alam dan memberdayakan masyarakat setempat. (BEM)