Gianyar, Balienews.com – Para petani di Desa Keliki, Kecamatan Tegalallang, Kabupaten Gianyar, Bali, kini bisa menanam padi meski musim kemarau. Sejak 2022, desa ini memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan BUMN untuk menyedot air sungai dan mengalirkannya ke lahan sawah. Panel surya tersebut juga mendukung kebutuhan air bersih saat upacara adat, serta mendorong popularitas desa sebagai destinasi ekowisata.
PLTS Mampu Mengairi 500 Hektar Sawah
PLTS yang terdiri dari tujuh unit panel surya masing-masing berkapasitas 2.500 watt mampu mengairi sekitar 500 hektar sawah. Setiap unit mencakup 24–30 hektar lahan, memberi manfaat signifikan bagi pertanian lokal, khususnya dalam menjaga pasokan air selama musim kering.
Dampak PLTS bagi Kehidupan Warga Desa Keliki
“Sebelum ada PLTS ini, untuk air bersih itu kita bawa dari rumah karena jauh dari jalan. Saat ada upacara keagamaan yang memerlukan air bersih dalam jumlah besar, kita harus angkut dari rumah, termasuk listriknya,” kata I Wayan Sumada, Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Keliki, Rabu (21/5/2025).
Desa Keliki fokus pada pertanian organik dengan hasil panen satu kali setahun. Meski belum bisa mencapai tiga kali panen, petani setempat lebih memperhatikan hari baik dan musim agar hasil panen tetap optimal.
“Kalau dipaksakan panen terus tanpa memperhatikan musim dan hari baik, hasilnya malah merugi,” jelas Sumada.
PLTS Dukung Pengelolaan Sampah dan Pariwisata
Selain untuk irigasi, satu unit PLTS juga digunakan untuk mengoperasikan mesin pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), mendukung program lingkungan berkelanjutan di desa.
Dengan pemanfaatan energi terbarukan, Desa Keliki kini dikenal sebagai desa energi bersih, menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Hunian vila di desa ini mengalami peningkatan signifikan.
“Dari segi promosi, keberadaan PLTS mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Keliki,” tambah Sumada.
Desa Keliki Jadi Contoh Implementasi Energi Bersih
Keberhasilan Desa Keliki menjadi perhatian para ahli energi terbarukan. Menurut Alvin Sisdwinugraha, Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), inisiatif di Desa Keliki merupakan contoh nyata implementasi energi bersih di tingkat komunitas.
“Dengan kolaborasi sinergis antara masyarakat dan sektor swasta, transisi energi berkelanjutan di Bali akan semakin terakselerasi dan berkontribusi dalam mewujudkan target Net Zero Emission 2045,” jelas Alvin.
Dia berharap Desa Keliki bisa menjadi model bagi desa lain melalui pemetaan kebutuhan produktif yang dapat dipenuhi dengan energi terbarukan. (BEM)